Rabu, 20 November 2019

Berkaca Dari Kereta Api




Kereta api
Kita semua pasti tau dan pernah naik kereta api, iya kan? 😁
Dulu awal naik kereta api waktu aku masih kecil, naik bersama ayah pulang ke desa dan hanya berdua. Kereta api yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu, dulu penuh sesak dan ada pedagang asongan masuk mondar-mandir menjajakan jualannya, ada juga yang bahkan naik ke atas gerbong, masuk pintu yang kecil harus cepat-cepat dan saling dorong bahkan karena tidak ada tangga harus minta bantuan orang di atas untuk membantu mengangkat agar dapat masuk dengan segera karena kereta akan berangkat. Anak-anak kecil saling digendong, bahkan ditarik untuk dapat masuk ke dalam.
Suara-suara anak kecil pun menangis, saling bersahutan karena sungguh panas suasana waktu itu.
harus berdiri lama karena tidak dapat tempat duduk, rawan sekali pencurian dan aku sangat takut waktu itu.

"Aku ingin pulang, tidak betah disini, ini tempat apa?? aku kapok naik benda ini!" aku berontak dalam diam

Namun sekarang sudah cukup layak jika dibanding zaman dulu, sudah tertib, tersedia tangga untuk naik ke pintu kereta, tidak ada saling dorong-mendorong bahkan berebut kursi, ada yang naik di atas gerbong pun juga tidak ada.
Alhamdulillah, aku menyukaimu dan tidak memberontak dalam diam lagi, heheh..

🌱 Seperti itulah lika-liku kereta api yang dulu dengan sekarang, sangat berbeda. Begitu pula dengan kehidupan ini, diri kita, pribadi dan karakteristik kita haruslah jauh berbeda dibanding yang dulu. Harus lebih baik  bertumbuh-berkembang dari setiap masa lalu ke masa yang selanjutnya..
Masa lalu adalah guru yang dijadikan sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik dan tidak masuk ke dalam lubang yang sama, sedangkan masa sekarang adalah penentu masa depan yang masih dengan misteriNya.
Perbaiki mindset (pola pikir) dan tentunya selalu mencharge iman agar semua berimbang antara dunia dan akhirat.
Percayalah pada Allah dan upgrade ilmu dalam diri untuk bersiap menyambut masa depan yang penuh gemilang dan kejutan 💖🌱

Minggu, 08 September 2019

Penjual Batagor&Siomay Eyang Bandung

Waktu perjalanan di sepanjang jalan Prambon terlihat pada kiri jalan ada gerobak bertulisan "Batagor dan Siomay Eyang Bandung" dan aku pun menghampirinya.

Begini dialognya:
Mas beli batagor campur siomay dua
"siap"
1 bungkusnya berapaan?
"sepuluh ribu"
Oyasudah pas kalo gitu, sambelnya 1 plastik saja
"siap"
Gini ini kalo habis langsung pulang mas atau gimana?
"iya mb langsung pulang ke Krian dan tidur"
Bukannya ini Krian ya? Heheh.. Saya kira sampai malam
"iya mb tapi saya didekatnya perumahan Residence. Pulang sekitar pukul 4-5 sore, kalau misal nih tinggal beberapa ya tinggal pulang karena takutnya pembeli banyak tapi ndak cukup kan kasihan"
Oh.. Begitu. Ini masnya jualan pribadi?
"tidak mb, bercabang. Ini usaha keluarga bersama jadi ada bapak, kakak, dan saya (adik). Kalau untuk bumbunya satu wajan buat bersama tapi untuk siomay dan lain-lain modal sendiri. Jualan juga sendiri bukan satu keluarga dikasihkan ke bapak saja tapi juga semua belajar mandiri"
Hmm.. Gitu. Semangat mas jualannya semoga laris
"iya mb terima kasih, ini pesanannya"

Kami pun berpisah dengan saling berbagi senyum.

🌱 Begitulah hidup harus mau berproses untuk dapat tetap hidup dan keluarga tempat untuk saling bahu-membahu dalam perekonomian tanpa menggantungkan kepada satu orang saja.  🌱

Selamat berjuang!

Selasa, 16 Juli 2019

Anak Kucing Cacat



Pagi hari aku berangkat menuju kantor, sesampai di kantor terlihat ada dua ekor anak kucing yang memanggil-manggil "meong..meong..meong"

Induknya kemana? Sepertinya mereka kelaparan. Pikirku.

Saat aku menghampirinya ternyata salah satunya kakinya pincang, jadi ibarat manusia satu tangan utuh namun kucing itu hanya tumbuh setengah tangan saja.

Subhanalloh, kasihan sekali.

Rasa iba muncul dalam hati, cukup miris melihat nasib kucing tersebut yang lahir berbeda dari saudaranya itu.
Namun, ketika melihat kedua kucing tersebut  berjalan bersama kesana-kemari, muncul sebuah rasa kebersyukuran "ya Allah aku bersyukur terlahir normal dengan tangan dan kaki utuh tanpa kurang satupun"
Dan melihat kedua kucing tersebut mengeong dan berjalan bahkan sesekali melompat. MasyaaAllah lucunya kucing-kucing itu.

🌱  Kamu tahu gimana rasanya melihat kucing yang cacat dan ditinggal induknya pergi? Seperti ibarat seorang anak dengan kelainan fisik dan dipandang sebelah mata. Pasti pernah merasakan bukan? Sama. I feel too.
Seperti itulah dalam kehidupan ini, ada normal-upnormal, baik-buruk, kelebihan-kekurangan. Semua itu sudah mutlak menjadi kombinasi dalam kehidupan ini.
Jangan malu dengan kekurangan fisik yang ada namun malulah ketika kamu mencemooh mereka dan mereka lebih bisa darimu! 🌱

Sabtu, 15 Juni 2019

Yes! I Can

Aku tak menyangka bisa sampai puncak  Sumbing, gunung tertinggi ketiga di Jawa Tengah.
Awalnya aku ragu karena kondisi badan yang mulai menurun, kurang cukup makan dari malam hari dan baru makan secuil roti ketika turun dari puncak.
Aku anak yang terbilang cukup lemah dalam hal fisik dan rentan ketika tubuh terkena suhu yang terlalu dingin, terasa kaku, pusing, dan bahkan ingin tidur saja tanpa melakukan aktivitas apapun.

Namun, karenanya yang menemani, memotivasi, dan bahkan sangat memaksa aku bisa sampai disini (di atas puncak sejati)

Ya.. Dia terus memaksaku dan menarik tanganku meskipun aku sudah melakukan segala cara apapun untuk berhenti.

"aku capek, aku tak sanggup lagi untuk berjalan"
"ayo.. semangat sebentar lagi puncak" (sambil menunjuk ke atas)
"oke aku bisa, sebentar istirahat dulu, haus"
"air minum ada di mas Di, di atas, ayo naik"
"kamu duluan saja aku berhenti disini!" (dengan nada kesal)
"tidak, banyak pendaki disini, yang ada kamu hilang dan tidak ketemu"
"jalannya hanya satu jalur kan? Aku bisa turun sendiri dan kembali ke pos 3, kalaupun tersesat ada Allah yang memberiku petunjuk"
"tidak, itu bukan tim. Tujuan dari sebuah tim bukan siapa duluan mencapai puncak melainkan tidak meninggalkan teman ketika di tengah perjalanan dan mencapai puncak bersama-sama"

 
@pendaki_tenang 

Terima kasih untuk kalian semua yang telah membantuku dari awal hingga turun dari gunung dengan selamat dan utuh. 

Cerita perjalanan ke Sumbing:
https://petikanlangkah.blogspot.com/2019/06/gunung-sumbing.html


🌱 Tidak ada yang mustahil selama masih ada semangat dalam diri, semua pasti bisa jika mau berusaha! Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling bahu-membahu dalam visi dan misi yang sama bukan saling menjatuhkan. 

Jumat, 14 Juni 2019

Pendaki Tunarungu

Alhamdulillah akhirnya tiba di terminal Magelang, menunggu kendaraan untuk menuju Sumbing belum ada dan akhirnya aku dan beberapa teman beristirahat di sebuah musholla sejenak, juga menunggu adzan subuh berkumandang.
Seketika ada seorang laki-laki yang memberikan handphonenya ke aku dan temanku (sambil menunjuk telinga dan melambai) pertanda "saya tidak dapat mendengar, jadi dengan mengetik saja" 

Sekilas cuplikan chat pada notes handphonenya yang kufoto. 

Waktu kucoba mencari instagramnya dan melihat postingannya wah.. Amazing kagum sudah banyak gunung yang ia jelajahi bersama teman-temannya. Aku tak bisa membayangkan "jika aku diposisinya.." mungkin aku akan malu dengan kekurangan fisikku dan takut untuk melangkahkan kaki keluar bahkan ke atas gunung dan lebih memilih berdiam di rumah. 
MasyaaAllah 

🌱 Baru pertama kalinya bertemu kawan sepertinya, lanjutkan terus kawan! 

Kekurangan fisik yang berbeda dengan yang normal bukanlah suatu alasan untuk tidak menjelajahi bumi atau bukan penghambat suatu jalan untuk mengeksplore hobi. Justru itu dapat menjadi inspirasi untuk mereka yang berkebutuhan khusus. 

Tetaplah semangat, berjuang dan berproses. 
Jika lelah beristirahatlah sejenak lalu kembalilah berdiri dan melanjutkan langkahmu kembali sampai ke puncak yang kamu gapai.🌱 

Jumat, 26 April 2019

"skripsi sudah mbak?"

Seorang customer dengan tiba-tiba bertanya seperti itu, apa responmu?
kaget bukan? atau biasa saja?
Orang yang tidak dikenal bertanya seperti itu.. terasa aneh..
Namun ya itulah yang terjadi padaku

Dialog singkatpun terjadi: 

"Gimana mbak skripsinya?" 

Alhamdulillah masih dalam proses pak, proses revisi. Hehe..

"Iya mbak tidak apa dijalani saja, sabar pasti ada jalan, Suatu saat itu yang dapat diceritakan ke anak-anak kelak "dulu ibu skripsi seperti ini rasanya, proses lama dan ini-itu" begitu mbak. 
Saya sudah dua kali putus di tengah karena terbentur dengan jam kerja." 

Kan bisa cuti pak terus dilanjut kembali 

"Iya mbak cuman lupa belum diperpanjang dan akhirnya sudah di DO dari kampus, heheh.. 
Saya dulu kuliah di Untag dan Mahardika putus di tengah jalan semua. Mau melanjutkan mengumpulkan niat dan semangat dulu untuk belajar tapi karena terlalu lama yasudah berhenti sekalian." 

hmm.. Bukannya bisa pak masuk di beberapa swasta yang bisa langsung skripsi asal kuat pada finasial? 

"Iya mbak hanya saja tujuan kuliah bukan untuk itu melainkan untuk merasakan proses panjang selama menempuh S1, lamanya bimbingan dan tugas-tugas. Karena hal itu yang dapat diceritakan kepada anak-anak di masa depan." 

Iya sih pak benar juga, saya ada rasa ingin berhenti saja tapi di sisi lain ada rasa eman karena membayar sendiri 

"justru karena itu harus dipacu lagi semangatnya, tidak merepotkan orang tua dan bisa jadi orang tua bangga 'ini anakku lulus dengan biayanya sendiri, alhamdulillah" jadi tidak sia-sia ketika sudah menyisihkan uang untuk tidak jajan dan menahan beberapa keinginan." 

Oiya nama bapak siapa? 

"Nama saya NAA" 

Baik pak, maaf saya permisi mau sholat dulu 

"iya mbak, terima kasih" 

Terima kasih juga dan hati-hati. 


🌱 Itulah sepenggal cerita yang terjadi hari ini, ketika semangatku mulai memudar dan rasa menyerah mulai menghampiri seketika itu juga Allah mengirimkan semangat dari orang yang bahkan tidak kukenal sama sekali. Cukup kaget diawal ketika orang itu bertanya karena bagiku itu pertanyaan yang cukup sensitif. heheh.. Namun disisi lain mungkin ini cara Allah dalam memberi semangat kepada hamba-hambaNya.

Tetaplah berjuang, jika lelah beristirahatlah sejenak lalu lanjutkan kembali. Jangan pernah berhenti! 🌱


Rabu, 24 April 2019

Harapan Dalam Perubahan

Dia hadir dalam hidupku
Mengenalnya dan belajar dalam bimbingannya
Tak kusangka ceritanya menjadi seperti ini
Aku yang dulu mudah putus asa, tak sanggup melangkah dalam hidup dan ingin mengakhiri kehidupanku
Anak yang tak ingin diatur dan berkata tanpa tutur kata yang baik dan benar
Anak dengan sikap seperti kurang terdidik dan terlatih jiwa&mentalnya

Namun..
Perubahan itu ada!
Iya, dari sebuah harapan yang membawaku untuk maju ke masa depan
Harapan dari Allah melalui dia
Membimbing tanpa memandang materi dan menghadapiku dengan sabar meskipun terkadang membuatnya sangat marah

Begitu banyak ujian menghampiri, sempat ada keraguan dalam diri akan dirimu namun seiring bertambahnya hari aku masih tetap dalam bimbinganmu

Karenamu aku masih ada dalam dunia ini, menatap jelas masa depan dan melangkah mengarungi arus (kehidupan).

Kau tau dia siapa?
Ia adalah makhluk bumi yang tinggal di bumi 😅

🌱 Setiap pertemuan akan membawa pesan kehidupan tersendiri bagi yang si penemu, bertemu dengan siapapun merupakan suatu anugerah bukan kesialan atau bahkan penyesalan hidup. 

Jadi, bersyukurlah untuk setiap pertemuan-perpisahan yang ada karena di dunia tiada yang kekal hanya akhiratlah yang kekal nan abadi. 

Jumat, 05 April 2019

Dua Sisi Spion

Dalam hidup ada masa lalu dan ada masa depan, ada yang dikorbankan dan ada yang mengorbankan.

Seperti halnya spion yang bagiku memiliki dua sisi yang berbeda, beragam makna dan beragam sudut pandang. 

Diibaratkan seperti ini: 
Aku sedang mengendarai sepeda motor dengan spion yang terpasang pada sisi kanan dan sisi kiri. Seketika spion sisi kanan terjatuh lalu aku ambil dan masukkan ke dalam tas. Kubiarkan tidak terpasang karena mengejar waktu, alhasil aku mengendarai motor dengan hanya satu buah spion saja. Baru pertama kali ini aku memakai satu spion saja bukan dua.

Kamu tau apa yang terjadi? 
Aku hanya dapat melihat dari sisi kiri saja tanpa dari sisi kanan. 
Dan ketika mau berbelok kepalaku menoleh-noleh ke kanan dan klakson pun berbunyi "tiin.." ya karena aku hanya dapat melihat dari satu sisi bukan kedua sisi.
Rasa takut dan was-was akan keamanan di jalanan, ditangkap oleh polisi membuat konsentrasiku menjadi kacau karena hanya satu spion saja yang kupunya. Dan oh.. itu rasanya seperti hidup dengan hanya sebelah mata saja.

Aku bingung melihat ke depan dan menengok ke sisi kiri dan ke kanan banyak klakson dan itu membuatku sangat tidak nyaman. Gusar ingin rasanya agar cepat sampai.

Setelah lama di jalanan alhamdulillah sampai tujuan dengan selamat dan memasang spion pada tempatnya.

🌱 Seperti itulah penggalan cerita dari sebuah spion bagi kehidupan. Kesimpulannya, Fokuslah ke depan pada satu arah meskipun ada dua sisi di masa lalu yang selalu mengejarmu dan siap membelenggumu kapan dan dimanapun kamu berada. Jika hanya diam di satu tempat saja maka bersiaplah kamu akan tertinggal oleh setiap masa dan moment yang terjadi.

So, move against the flow of the past to achieve your dreams! 🌱 

Rabu, 20 Maret 2019

Pesan Dari Mushollah


Pertama kalinya berkunjung ke tempat ini, terlihat dari depan begitu bersih dan lebar namun ternyata itu shaf laki-laki dan shaf wanita berada di dalam. Memasuki sebuah gang kecil yang kupikir mushola ini memprihatinkan, sempit jalannya, pintu toiletnya terbuka di bawah "hey tanganku bisa melambai keluar" ya Allah tempat wudhunya pun hanya dua kran air saja dan lantainya pun licin jadi harus pelan-pelan ketika berjalan. 

Ketika sudah selesai berwudhu memasuki ruangan ibadah, terlihat banyak sajadah terbeber dengan rapi dan tertata. Mukenanya cukup harum namun berantakan (tidak terlipat ataupun terhanger).

Meskipun begitu ada satu hal yang di dapat yaitu mushollah ini penuh dengan jamaah ibu-ibu yang sudah lansia. Seusai sholat mereka saling bersalaman dan keluar berjalan satu-persatu (secara berbaris).

🌱 Beribadahlah dimanapun dan kapanpun. Tempat itu sangat sederhana meskipun sedikit memilukan namun yang membuat nyaman atau tidaknya adalah sudut pandang diri sendiri.

Ketika tidak dapat merubah keadaan maka rubahlah cara berpikir diri sendiri - semestaberhijrah 🌱

Jumat, 15 Maret 2019

Gang Kehidupan


Ada sebuah gang, dulunya bersih belum ada apapun di dalamnya,.
Awalnya gang itu pendek sehingga selalu banjir dan becek. Seiring melajunya kehidupan gang itu diberi tambahan tanah di atasnya agar tidak banjir dan menggenang ketika air hujan turun. Rumah di sebelahnya pun juga ikut ditinggikan dan dilebarkan untuk melindungi seisi rumah dari kebanjiran. 

Gang itupun sudah tidak lagi menampung air seperti dulu, alhamdulillah. 
Namun karena untuk mengatasi banjir gang itu menjadi penuh di sekitarnya, di sisi kanan ada pipa air yang menjulur pada tembok rumah, di sisi kiri ada beberapa kayu, karung, dan paving yang terpasang agar dapat naik ke rumah karena rumahnya sudah tinggi sekarang. 

Dulu.. 
Motor jarang ada yang masuk, masih sepeda angin yang kupunya. Kau tau bagaimana rasanya menuntun sepeda angin ke dalam gang yang tak seberapa lebar itu? 
MasyaaAllah cukup menelan ludah, mengeluh dalam diam, kaki tersandung oleh barang-barang yang ada. 

Dan kini.. 
Sepeda angin sudah berganti motor, bisakah kau bayangkan bagaimana rasanya? 
Menuntun sepeda angin sudah cukup menelan ludah apalagi motor, kaki bertingkah tak karuan, ketayalan kesana-kemari, menyeimbangkan tubuh dan motor agar tetap berjalan lurus ke depan. Namun seringkali jagang motor terhambat oleh sebuah paving besar yang ternyata ada tiga paving disitu dan tidak semua rata, 1 paving maju ke depan membuat motor menjadi terhambat untuk masuk menuju rumah. Diam dan berpikir: menaikkan spion, maju-mundur motor, membelokkan ke kiri, mundur dan maju perlahan-lahan cetuk.. oh tidak!! jagang motorku tersandung!! coba lagi! cetuk..cetuk.. nihil. Pernah kupaksakan untuk maju namun betambah keras bunyinya "cetuk-cetuk arghh!!" ya Allah astaghfirulloh hal adzim kasihan motorku 

Sungguh masyaaAllah luar biasa rasanya, setiap hari menahan pil pahit dalam diri dan merasa pilu akan gang itu "aku kasihan padamu (gang) dulunya kau lebar dan nyaman sekarang terasa sempit dan terlihat kumuh, membuatku sangat tidak nyaman sekali padamu. Yang sabar ya gang, kuharap kau tetap bertahan meskipun dalam keadaan seperti sekarang ini." 

🌱 Seperti itulah kehidupan semakin bertambahnya usia maka bertambah pula cara berpikir dan semakin dewasa seseorang terbukalah akan dunia nyata ini seperti apa dan bagaiamana. Dari cerita tersebut ada point penting yang didapat dari sebuah gang yaitu kesabaran.  Jika dalam menjalani aktifitas di dunia tanpa adanya kesabaran maka semua akan berantakan. Anggap saja Allah sangat menyayangimu, menginginkanm dan memberi pesan padamu dengan dihadirkan rasa apapun itu kepada gang tersebut Gang Kehidupan. 🌱 

Tetaplah jalani, terus bersabar dan beristighfar dalam hati maka kamu akan paham di kemudian hari. 

Are you ready?? YES!! 



Minggu, 10 Maret 2019

Lepaskan Layaknya Kupu-kupu


Sepenggal cerita pun terjadi:
hey, ada telur akan kubawa pulang untuk dipelihara
"kau baik, terima kasih"
kau mulai berkembang dan menutup seluruh badanmu
"iya aku sebuah kepompong yang akan memberikan hadiah untukmu"
oke, akan kutunggu, cepatlah kau tumbuh
Beberapa hari kemudian..
"hey lihatlah aku, inilah wujudku yang sebenarnya seekor Kupu-kupu dan ini hadiah yang kupersembahkan untukmu sebagai balas jasa karena telah merawatku"
cantik sekali, sayapmu berwarna-warni dan cerah aku sungguh bangga padamu. Namun inilah waktunya akhir perjumpaan kita, kau sudah dapat bebas dan kembali pada habitat luasmu. Pesanku padamu "Jagalah dirimu baik-baik di luaran sana karena akan ada banyak hal yang siap memangsamu
"akan kuingat selalu pesanmu dan akan kujaga amanahmu, aku yakin suatu saat kita akan bertemu kembali. Terima kasih dan jaga dirimu"

Dalam mendidik seperti bertemu ulat yang akan berkembang menjadi seekor kupu-kupu.
Sering menjumpai sebuah telur tanpa bertemu dengan ulat.
Sebuah telur terselip dalam persembunyian di bawah daun dan berada dalam kedalaman jauh dari jangkauan manusia.

Berjalan lalu melihat kupu-kupu beterbangan ke atas awan, ada yang seekor ada pula yang bergerombol
aduhai pemandangan yang seronok dan meneduhkan mata  

Seperti itulah ketika sedang mendidik, mengajarkan ketika sudah menjadi anak, benih dalam kandungan pengajaran orang tua.
Untuk hasil serahkan kepada Allah dan biarlah anak itu menentukan akan jadi apa kedepannya karena sejatinya masing-masing manusia mempunyai ciri khasnnya masing-masing dan tersembunyi.

Yakinlah suatu hari nanti akan bertemu ketika sudah menjadi seekor kupu-kupu yang terbang bebas dengan mengepakkan sayap cantiknya dan kembali (pulang) kepada Yang Maha Kuasa.

🌱 

Sabtu, 09 Maret 2019

Belajar Dari Kupu-kupu


Dulu aku membencimu (ulat) namun sekarang aku belajar menyukaimu dengan perlahan.

Dulu melihat ulat merasa jijik dan tidak mau memegang karena ulat itu membuat gatal, sehingga ketika bertemu dengan ulat langsung cari batang pohon dan menyingkirkan ulat itu (melempar) menjauh sampai terjatuh.

Lambat laun semua itu berubah menajdi sebuah pendekatan (kesukaan), kronologinya begini:
Bertemu dengan seseorang yang mempunyai hobi berburu ulat padahal sebagian membunuh ulat namun ini memburu ulat, aneh ya.. 😁 

Suatu ketika membuat janji untuk hunting bersama di suatu tempat yang cukup aneh (tidak masuk di akal) yaitu blusukan di rerumputan yang bagiku enggak banget dan panas 

Aku baru sadar bahwa dibalik keindahan dan keelokan sayap kupu-kupu terdapat perjuangan yang cukup berat.

Dimulai dari proses:
Bertelur yang tidak semuanya menetas, 

Ulat yang membuat geli dan gatal bahkan untuk sebagian orang itu hewan yang menjijikkan,. Dapat dimangsa oleh predator dan hunian ditebang oleh manusia,

Kepompong yang dapat saja jatuh pada saat penetasan, perputaran (goyangan) yang cukup cepat,

Jadilah kupu-kupu yang beragam warnanya.

🌱 Tak mudah menjadi sesuatu yang indah untuk dinampakkan pada mata manusia. Ada banyak musuh yang siap menjatuhkannya kapanpun dan dimanapun demi memenuhi nafsu dan egonya. Terkadang lebih menyukai hasil dibanding mengamati proses yang terjadi. Yah.. Hasil itu nampak sedangkan proses itu tenggelam dalam pijakan tanah dan terlukis dalam balutan langit nan lembut. 🌱

Rabu, 06 Maret 2019

Masalah - masyaaAllah

Dalam kehidupan, manusia tidak lepas dari yang namanya masalah. Kapan, siapa, dan dimana pun masalah akan menghampiri hingga jatah hidup di dunia telah selesai.


Terkadang kita beranggapan bahwa "masalahku lebih besar darimu" orang lain pun dapat beranggapan hal yang sama, namun sejatinya masalah mempunyai porsinya masing-masing dan masalah datang silih berganti, sebagaimana firman Allah:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 286

"Allah memberikan tekanan, ujian, masalah kehidupan kepada manusia, agar manusia menjadi sangat kuat, indah dan mahal harganya baik dihadapan manusia atau dihadapan Allah. Jadilah berlian yang ketika ditempa dengan ujian dan masalah namun tak pernah menyerah dan selalu bangkit untuk meraih cita-cita. Memang akan sulit untuk menjadi berlian, itulah kenapa berlian sangat jarang dan sulit ditemukan. Sekalipun disimpan di tempat sampah, berlian tetaplah berlian. Maka jadilah manusia yang indah, kuat serta mahal dan selalu menjadi berlian yang bersinar dimanapun diri kita berada." - Edvan M Kautsar  

Jadi, bergeraklah jangan diam di tempat meratapi masalah yang terjadi! Karena hal tersebut tidaklah merubah keadaan menjadi lebih baik. 




Remember of Allah. 

Minggu, 10 Februari 2019

Prasangka buruk menjadi prasangka baik

Cerita awalnya..
Tia ingin keluar refreshing di hari Minggu tapi tidak ada yang bisa sama sekali untuk diajaknya. Dia sangat kesal, marah, dan menggerutu, sempat berpikir “mereka teman atau bukan sih? kenapa disaat aku membutuhkan tidak ada yang bisa namun ketika mereka membutuhkan aku berusaha ada.” 
Apa benar anggapan bahwa: kamu akan tau mana teman dan mana bukan ketika susah. 
Dan ternyata itu salah/kurang tepat untuk kondisi yang sedang dialami oleh Tia saat ini karena Allah pasti akan mengirim mereka yang dapat menolong, seorang teman yang dapat diajak bekerja sama dan tanpa keluhan melainkan dengan senyuman dan keikhlasan.
Kronologinya begini:
Pagi hari Tia mendapat notif WhatsApp dari temannya “aku ingin naik perahu, ayo keluar,” alhamdulillah senangnya Tia mendapat kabar baik itu. Pukul 09.00 mereka berangkat menuju ke tempat rekreasi. Tia bersama Nufi ternyata mereka sudah berteman sejak kecil (bisa dikatakan friendship). Karena Nufi ingin naik perahu dan Tia juga butuh teman akhirnya Tia mengajaknya dengan mengabulkan inginnya itu seperti ibu peri saja 😁. Merekapun naik perahu duduk berdampingan dan ada banyak anak kecil disitu “duh gemesnya melihat aksi anak-anak itu dan mendengar suara mereka.” Setelah selesai mereka turun lalu menuju tempat parkir dan disitu Tia baru teringat jika motornya harus distarter kaki bukan tangan. Nah lohh.. Tia panik disitu karena ia tidak kuat. 
Bersyukur temannya bersedia untuk membantu menjagang tengah Bayangkan saja ada dua wanita berbadan langsing (kurus) berusaha, berkeringat, bersusah payah menjagang tengah demi hidupnya itu motor. berat nggak tuh? Yaudah anggap aja proses pembentukan otot heheh.. Daan alhamdulillah motor dapat berbunyi lagi.
Tunggu dulu jangan senang dulu itu baru tempat pertama dan masih 1x, ada beberapa tempat lain yang akan mereka kunjungi. Jika ditotal ada 4 tempat yang dikunjungi, 2x berusaha jagang tengah dan kedua kalinya meminta bantuan untung ada tukang parkir jadi nggak perlu susah-payah lagi dan karena badan juga sudah lelah berjalan. Yang 2x sebelumnya dipinggir jalan yang untungnya agak sepih😁 jadi nggak perlu malu dilihatin orang.
🌱 Kesimpulan:
Bukan karena tidak ada teman yang tidak mau diajak susah ataupun kurangnya pergaulan namun semua itu sudah ditentukan oleh Allah, macam jodoh saja😄. Dan bukankah Allah telah mengetahui apa yang belum diketahui oleh hamba-Nya.
Sebagaimana firman Allah:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenagi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqara : 216)
Itu benar. 
Karena jika saja saat tadi Tia keluar dengan temannya yang lain (pilihanku) mungkin saja ia akan kesusahan dan kerepotan untuk menjagang tengah sendiri atau kesana-kemari mencari bantuan, dan waktunya berkurang di tempat itu saja tanpa dapat ke tempat lain.
“Alhamdulillah thanks for today myfriend and thanks God to stand by me.”  Sebuah kalimat yang ia ucapkan dalam hati penuh ketulusan.
Seperti itulah takdir Allah kepada kita (manusia) yang sudah seharusnya menyikapi apapun yang terjadi dalam kehidupan ini dengan kebersyukuran apapun yang terjadi. Kamu akan paham dan menyadarinya ketika kejadian itu selesai. 🌱
Cukup itu dulu, tunggu cerita selanjutnya.
Terima kasih sudah disempatkan membaca. 😊 

Senin, 28 Januari 2019

Tanaman Itu Ibarat Anak


Alhamdulillah pagi yang cerah menyambut dengan senyuman kebersyukuran.
Terlihat pemilik toko sebelah (Ko) sedang merapikan tanaman yang ada di depan tokonya.

Tanamannya cantik  ya Om

"iya. Ini tanaman Lombok buang biji tumbuh sendiri"

Ini tanaman apa Om?

"ndak tau, dipinggiran asal masuk dan tumbuh sendiri"

Oh jadi seperti tanaman buangan ya Om?

(Saling tertawa)

"tanaman itu harus dibersihkan (sambil membuang dedaunan kering dan sampah lainnya yang berada di tanaman) sama seperti manusia yang kalo punya anak itu dirawat bukan enak asal buat ndak mau merawat dibuang"

Heheh iya Om. Kurangnya rasa bertanggung jawab

"Yasudah saya masuk dulu ya"

Iya Om saya juga mau makan siang.


Kamis, 24 Januari 2019

Mengeluh "Jaraknya Jauh Banget"

Teringat dulu waktu SMK ada pembagian tempat magang dan aku mendapat tempat yang cukup jauh dari lokasi rumah. Di Duta Masyarakat tempatku belajar selama 3 bulan bersama 2 temanku dan 3 orang dari SMK lain. Keempat temanku lainnya di Dibya yang berlokasi di belakang Marina.
Sempat ada rasa cemburu dan merasa bahwa ini tidak adil karena waktu itu aku keterbatasan kendaraan yang hanya sepeda angin yang kumiliki. Keesokan harinya alhamdulillah temanku memberi bantuan, menawari untuk berangkat bersama dengannya dan sepedaku dititipkan di rumahnya. 

Hari-hari telah berlalu hingga muncul satu permasalahan, temanku sakit dan posisiku belum dapat berkendara motor sama sekali dan hanya bergantung kepada temanku itu. 
"aku tidak dapat masuk, badanku sakit semua, kamu gimana?" kata temanku (sebut saja Sina) 
Sejenak kutermenung apa aku harus ikut izin sakit juga karena tidak ada barengan? Tapi kan ada absensinya dan niatku belajar. Ya Allah bantu hamba. 

Akhirnya esok hari aku pun membolos dan cukup satu hari itu saja. Tibalah hari selanjutnya dan temanku masih sakit, karena adanya rasa tanggung jawabku sebagai pelajar aku membulatkan tekad dan kuatkan fisik untuk mengayuh sepeda kuningku ke tempat magang -- depan Museum NU. 

Kamu tau gimana rasanya mengayuh seorang diri di jalanan besar dan ramai?
Sungguh masyaaAllah This Is Live Is Journey! 

Bunyi klakson di mana-mana, senggol kanan senggol kiri, kebut-kebutan saling menyalip karena mengejar waktu. Menyeberang pun susahnya subhanallah hampir terserempet padahal sudah melambai-lambaikan tangan tetap saja tidak semua merespons baik. Beberapa jam kemudian sampailah di depan tempat magang. Rasa keraguan pun muncul ketika sudah sampai di pintu parkiran karena aku memakai sepeda angin bukan motor seperti yang lain! Rasa minder, keluhan, kesedihan dan bahkan berpikir sepedaku dititpkan kemana ya? Atau ditaruh disini saja kutinggal masuk? Eh tapi nanti tidak bisa pulang. Karena rasa berpikir hal buruk itu hampir saja kurelakan sepedaku begitu saja di jalanan yang sepi. 

Kumencoba menenangkan diri sejenak, menikmati hembusan angin menyapaku, menyapu keringat dan membawa pergi bau ini. 
Tarik nafas - hembuskan (ulangi 3x) 
Ucap bismillah masuk! 

Dan alhamdulillah memberanikan diri untuk masuk dan satpam menyapaku dengan ramah, tidak ada hal buruk yang terjadi. 
Selama dua hari mengayuh sepeda demi menuju ke tempat magang. Dari situ aku mendapat banyak pelajaran bahwa inilah Dunia Kehidupan yang menuntut diri harus berusaha mandiri tanpa bergantung kepada siapapun, cukuplah Allah sebagai pelindungku!. 

Hari selanjutnya dan sampai selesai bareng lagi dengan temanku.
Lega juga ia sudah sembuh dari sakitnya. 
Semoga selalu diberi kesehatan untukmu teman. 

🌱 Tidak semua mengalami apa yang dialami dalam cerita di atas, karena hanya beberapa orang tertentulah yang mampu melewati dan menghadapi ujian yang ada. Berbagai rasa keluhan, kesedihan, keputus-asaan akan hidup ini bahkan tangisan pasti ada namun bukan menyerah karena itu bukanlah ciri dari seorang pejuang. Berjuang, Berjuang dan Maju! itulah yang seharusnya dilakukan oleh siapapun yang masih diberi nafas kehidupan oleh Allah sampai detik nafas terhenti.🌱

Sabtu, 19 Januari 2019

Pendidikan Dari Ayah

Pentingnya mengajarkan hal-hal kecil pada anak sejak ia masih dini.

Kisah lanjutan: https://semestaberhijrah.blogspot.com/2018/12/reframing-ambil-positif-buang-negatif.html

Seorang bapak bercerita sedikit kisahnya kepadaku disela aku mengetik.
Beliau berkata bahwa " iya mbak jadi anak saya sudah saya minta untuk mencuci baju sendiri, menyetrika sendiri yang sebelumnya pakaian tinggal tumpuk dan pakai, menunggu istri saya mencucinya. Sekarang sudah tidak lagi. Saya bilang "kamu jangan menunggu ayah atau ibu, kamu tulang punggung keluarga, kamu yang akan menggantikan ayah jika ayah terjadi apa-apa. Iya ayah" "

Jadi diajarin mandiri ya pak?

" iya mbak, seorang anak harus mempunyai prinsip bukan asal ikut sana-sini. Teman sekolah disana ikut sekolah disana, teman kerja ini ikut ini, teman di rumah masag ikut di rumah juga? Kan tidak mbak. Hidup jangan menggantungkan ataupun menggandengkan pada orang lain. Jika ada yang seperti itu tidak akan sukses dan saya tidak mengajari seperti itu dan bukan anak saya. Harus semangat mbak! punya prinsip. Saya yakin pasti bisa mencapai apa yang ingin dicapai."

Tapi bukannya anak jika terlalu diatur akan membantah?

"iya mbak memang, harus sabar, saya bilang ke istri saya harus sabar mendidik anak, memberi pelan-pelan"

Hmm.. Begitu ya pak, baik ini totalnya pak.

" oiya mbak, terima kasih. "

Iya pak terima kasih juga.


Dari sepenggal kisah di atas dapat diambil bahwa peran orang tua sangatlah berperan penting dan berpengaruh terhadap tumbuh-kembang seorang anak.