Sabtu, 09 Maret 2019

Belajar Dari Kupu-kupu


Dulu aku membencimu (ulat) namun sekarang aku belajar menyukaimu dengan perlahan.

Dulu melihat ulat merasa jijik dan tidak mau memegang karena ulat itu membuat gatal, sehingga ketika bertemu dengan ulat langsung cari batang pohon dan menyingkirkan ulat itu (melempar) menjauh sampai terjatuh.

Lambat laun semua itu berubah menajdi sebuah pendekatan (kesukaan), kronologinya begini:
Bertemu dengan seseorang yang mempunyai hobi berburu ulat padahal sebagian membunuh ulat namun ini memburu ulat, aneh ya.. 😁 

Suatu ketika membuat janji untuk hunting bersama di suatu tempat yang cukup aneh (tidak masuk di akal) yaitu blusukan di rerumputan yang bagiku enggak banget dan panas 

Aku baru sadar bahwa dibalik keindahan dan keelokan sayap kupu-kupu terdapat perjuangan yang cukup berat.

Dimulai dari proses:
Bertelur yang tidak semuanya menetas, 

Ulat yang membuat geli dan gatal bahkan untuk sebagian orang itu hewan yang menjijikkan,. Dapat dimangsa oleh predator dan hunian ditebang oleh manusia,

Kepompong yang dapat saja jatuh pada saat penetasan, perputaran (goyangan) yang cukup cepat,

Jadilah kupu-kupu yang beragam warnanya.

🌱 Tak mudah menjadi sesuatu yang indah untuk dinampakkan pada mata manusia. Ada banyak musuh yang siap menjatuhkannya kapanpun dan dimanapun demi memenuhi nafsu dan egonya. Terkadang lebih menyukai hasil dibanding mengamati proses yang terjadi. Yah.. Hasil itu nampak sedangkan proses itu tenggelam dalam pijakan tanah dan terlukis dalam balutan langit nan lembut. 🌱

2 komentar:

Terima kasih untuk komentar yang baik dan bijak, semoga menginspirasi :)