Sempat ada rasa cemburu dan merasa bahwa ini tidak adil karena waktu itu aku keterbatasan kendaraan yang hanya sepeda angin yang kumiliki. Keesokan harinya alhamdulillah temanku memberi bantuan, menawari untuk berangkat bersama dengannya dan sepedaku dititipkan di rumahnya.
Hari-hari telah berlalu hingga muncul satu permasalahan, temanku sakit dan posisiku belum dapat berkendara motor sama sekali dan hanya bergantung kepada temanku itu.
"aku tidak dapat masuk, badanku sakit semua, kamu gimana?" kata temanku (sebut saja Sina)
Sejenak kutermenung apa aku harus ikut izin sakit juga karena tidak ada barengan? Tapi kan ada absensinya dan niatku belajar. Ya Allah bantu hamba.
Akhirnya esok hari aku pun membolos dan cukup satu hari itu saja. Tibalah hari selanjutnya dan temanku masih sakit, karena adanya rasa tanggung jawabku sebagai pelajar aku membulatkan tekad dan kuatkan fisik untuk mengayuh sepeda kuningku ke tempat magang -- depan Museum NU.
Kamu tau gimana rasanya mengayuh seorang diri di jalanan besar dan ramai?
Sungguh masyaaAllah This Is Live Is Journey!
Sungguh masyaaAllah This Is Live Is Journey!
Bunyi klakson di mana-mana, senggol kanan senggol kiri, kebut-kebutan saling menyalip karena mengejar waktu. Menyeberang pun susahnya subhanallah hampir terserempet padahal sudah melambai-lambaikan tangan tetap saja tidak semua merespons baik. Beberapa jam kemudian sampailah di depan tempat magang. Rasa keraguan pun muncul ketika sudah sampai di pintu parkiran karena aku memakai sepeda angin bukan motor seperti yang lain! Rasa minder, keluhan, kesedihan dan bahkan berpikir sepedaku dititpkan kemana ya? Atau ditaruh disini saja kutinggal masuk? Eh tapi nanti tidak bisa pulang. Karena rasa berpikir hal buruk itu hampir saja kurelakan sepedaku begitu saja di jalanan yang sepi.
Kumencoba menenangkan diri sejenak, menikmati hembusan angin menyapaku, menyapu keringat dan membawa pergi bau ini.
Tarik nafas - hembuskan (ulangi 3x)
Ucap bismillah masuk!
Dan alhamdulillah memberanikan diri untuk masuk dan satpam menyapaku dengan ramah, tidak ada hal buruk yang terjadi.
Selama dua hari mengayuh sepeda demi menuju ke tempat magang. Dari situ aku mendapat banyak pelajaran bahwa inilah Dunia Kehidupan yang menuntut diri harus berusaha mandiri tanpa bergantung kepada siapapun, cukuplah Allah sebagai pelindungku!.
Hari selanjutnya dan sampai selesai bareng lagi dengan temanku.
Lega juga ia sudah sembuh dari sakitnya.
Lega juga ia sudah sembuh dari sakitnya.
Semoga selalu diberi kesehatan untukmu teman.
🌱 Tidak semua mengalami apa yang dialami dalam cerita di atas, karena hanya beberapa orang tertentulah yang mampu melewati dan menghadapi ujian yang ada. Berbagai rasa keluhan, kesedihan, keputus-asaan akan hidup ini bahkan tangisan pasti ada namun bukan menyerah karena itu bukanlah ciri dari seorang pejuang. Berjuang, Berjuang dan Maju! itulah yang seharusnya dilakukan oleh siapapun yang masih diberi nafas kehidupan oleh Allah sampai detik nafas terhenti.🌱
Bagus lanjutkan... Lebih panjang lg biar seru n penasaran
BalasHapuslebih panjang kronologinya atau kalimatnya (bertele-tele)?
Hapusheheh..