Rabu, 30 Desember 2020

Terima Kasih 2020

Banyak sekali kejadian yang terjadi selama 2020 ini, dimulai dari awal tahun ini. 

Iya aku ingat hari Rabu bulan Januari, dimana handphoneku rusak karena kecerobohan diri sendiri, niatnya bersenang-senang diakhir tahun 2019 namun kembali ke Surabaya membawa duka. Singkat cerita alhamdulillah sudah mempunyai handphone baru A9 2020 daengan cerita berat di dalamnya. 

Memasuki bulan Maret terdengar akan diberlakukan PSBB masa pandemic covid-19 dan yah.. diberhentikan dari tempat kerja tentunya dengan gaji 1 bulan penuh. Alhamdulillah syukuri saja 

Bulan dimana dengan kegiatan yang baru masuk ke dunia relawan, turun langsung ke masyarakat, membantu memberi bantuan meski tak banyak namun terlihat senyum indah terlukis diwajah mereka membuat hati dan tubuh ini gemetar seakan berkata "masyaaAllah begini rasanya membantu, yang dulunya sering dibantu sekarang aku yang ikut membantu. Allah Maha Baik dan Bijaksana." 

Kehilangan barang setelah pendakian dan membuat insecure di dalamnya, kenapa? karena itu bukan milikku dan menyalahkan diri sendiri pun terjadi. Singkat cerita masalah selesai dengan mengganti sesuai nominal yang diinginkan (pemilik). 

Singgah ke Masjid Namirah Lamongan yang sudah lama ingin kukunjungi karena megahnya Masjid itu, kalau malam berkilau bak cahaya Ka'bah yang membuatku rindu untuk menghampirinya. 

Mengikuti kelas desain dan sertifikat Nasional iya, masih nasional belum internasional tapi berkarya tidak harus bersertifikat, so, terus berkarya! Bebarengan dengan keteledoran diri yang menguras saldo atmku tanpa kucermati terlebih dahulu. Menimbulkan bekas dan masalah di dalamnya, iya, karena panik ganti semua password akun, hapus akun, ganti nomer, pisah nomer, reset ulang hape, dan yang terberat ketika menghilang dari beberapa akun media sosial tanpa konfirmasi. Ya Allah.. Singkat cerita masalah selesai namun untuk grup-grup yang telah keluar tanpa konfirmasi minta maaf untuk hal itu karena memang waktu itu tidak dapat mengakses akun sehingga tidak dapat menghubungi (kontak)  siapapun. 

Disaatt setelah itu aku teringat akan sebuah janji untuk mengantar teman-teman ke pendakian, terkesan mendadak sekali memang keputusanku untuk berangkat dan persiapan baru dilakukan malam itu, mana posisi lagi dapet pertama๐Ÿ˜…. Singkat cerita akhirnya sudah terlaksana tanggung jawab untuk memenuhi janjiku pada mereka, maafin yah untuk salahku baik itu sebelum dan sesudah pendakian ๐Ÿ˜Š 

Diminta untuk menjadi dokumentasi suatu acara yang sakral (pernikahan), cuman pakai hape doang sih dan hasilpun belum maksimal, maklum low budget 

Peluang freelance dengan harga yang lumayan dalam 10 hari dan alhamdulillah hampir mencapai achieve yang kutulis dibuku. 

Dapat email dari Youtube Creators, alhamdulillah hwa.. senangnya eh tapi sadar masih awal belum ketengah๐Ÿ˜ 

Masih banyak sebenarnya cerita di tahun 2020 ini namun yang tertulis pada buku dan teringat dalam memori pikiran ya itu (di atas). 


๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ

Pelajaran yang kudapat dari semua kejadian itu, yaitu 

1. Niat awal menentukan hasil dari tindakan yang diperbuat 

2. Tulis dan tanam dalam pikiran serta keyakinan yang kuat apa yang ingin dicapai 

3. Lebih berhati-hati terhadap apapun dan siapapun, berprasangka baik itu harus namun berprasangka buruk untuk mawas diri itu juga perlu. Tapi bukan berarti menilai semua orang itu sama, jadi jeli dan bijak dalam menganalisa 

4. Kontrol nafsu untuk tidak mudah tergiur akan hadiah yang belum pasti ada (wujudnya) 

5. Menjaga dan bertanggung jawab meskipun bukan milik pribadi, ingat amanah itu berat 

6. Dan yang terakhir kemana dan dimanapun dengan siapapun ingat selalu Allah (Tuhan-ku) dan membaca sholawat serta menunaikan ibadah wajib tanpa meninggalkan dengan sengaja. 

Hmm.. Sudah cukup atau kurang banyak? ๐Ÿ˜„ sudah itu saja yah. 

Rabu, 16 Desember 2020

Perjuangan Pendidikan


Terletak di desa Baran, Buring, kota Malang 

Adzan subuh sudah berkumandang 
Waktunya untuk menunaikan kewajiban 

Nampak secerca cahaya dari luar jendela 
Rupanya sang mentari sudah bangun dari tidur malamnya 
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 
Saatnya bersiap dan bergegas menuju sekolah 

"Samean mau kemana?" 
"Mau ke sekolah mbak, ada UAS hari ini" 
(terbesit dalam pikiran, "ke sekolah? Pakai baju biasa?, bukan selayaknya seragam guru. Jadi penasaran.") 
"Aku boleh ikut? Pengen tau sekolahnya seperti apa" 
"Boleh mbak, mari kalo ikut." 

Ditengah perjalanan aku kaget, jalan yang kami lalui berlekok-lekok dan naik-turun layaknya meraungi sebuah lembah yang begitu rumit. 

Sontak aku kaget dan sempat ingin kembali turun saja namun karena sudah hampir setengah perjalanan tanggung jadinya, lagian tidak hafal jalan pulang๐Ÿ˜…, yasudah lanjut saja. 
Alhamdulillah sampai juga dilokasi, tidak ada sinyal๐Ÿ™ˆ untungnya ada wifi disini setidaknya dapat membantu dalam berkomunikasi. 

"Ini sekolahnya? (dengan keheranan)" 
"Iya mbak, di sini ya sukarela gitu pengajarnya." 
"Lalu, ini ujiannya dimana?" 
"Ujiannya di rumah salah satu siswa, karena keadaannya seperti ini (pandemi). Mbak mau ikut?" 
"Hmm.. memang boleh?" 
"Boleh mbak, mari" 
Akupun berangkat mengikuti teman baruku ini, lokasi rumahnya turun di bawah sekolah dan terbagi menjadi 2 rumah (1 rumah untuk kelas 7, rumah kedua 8 dan 9) 

Ujianpun dimulai dan diikuti beberapa anak, sebagian tidak masuk. 
Ya seperti ujian sekolah pada umumnya hanya saja ini di rumah. Saat mereka saling berbicara bahasanya ada yang kurang kumengerti dan mereka banyak tertawa๐Ÿ˜„ akupun ikut tersenyum melihatnya meskipun tak tau apa yang mereka bahas. 

"Dek enak ujian di rumah atau di sekolah?" 
"Enak di sekolah bu." 

Pertanyaan singkat yang terucap dari bibir ini kepada mereka yang menjalani ujian di rumah. Iya, UAS pada tingkat SMPI Ulul Albab yang dibagi menjadi dua rumah untuk menjalankan ujian. 

๐ŸŒฑ MasyaaAllah sebuah perjuangan dalam menjadi pengajar dan pendidik mereka. Menempuh perjalanan yang cukup panjang dari rumah menuju lokasi ini, bagiku ini hal ekstrim yang pernah kutempuh karena biasanya dibonceng tapi kali ini menyetir sendiri. Jalannya naik dan naik, turun dan menurun ketika pulang (dari sekolah). 

Melihat mereka (temanku) bersemangat dalam mengajar 
Melihat mereka (murid) bersemangat dalam belajar 
Membuatku malu ketika ingin berhenti belajar 
Serta bayangan perjuanganku dulu muncul kembali 
Tergugah akan energi semangat mereka 
MasyaaAllah, perjuangan dan pengabdian akan berbuah pada waktu yang dikehendaki-Nya. ๐ŸŒฑ 

Terima kasih teruntuk Putri dan Suci. 

Rabu, 25 November 2020

Perhatikan Langkahmu

Kita tidak tau apa yang akan terjadi di bawah dan apa yang ada di bawah. Alih-alih salah pijak yang ada terperosok ke bawahnya. 

Suatu ketika, aku turun ke sebuah sungai yang awalnya terlihat sepele dan "ah pasti pendek ini mah" namun benar pendek di pinggiran dan dalam di tengah. Aku tertinggal karena merasa ragu untuk turun dengan sebab tertentu namun yakinkan diri untuk turun. Ketika sampai di pertengahan sungai aku ragu akan berpijak ke batu yang mana karena begitu buram air sungainya sehingga tak terlihat jelas di dalamnya. Terlihat ada sebuah lubang di sisi kananku dan teman berkata "naik ranting pohon ini dan injak batu, disitu dalam hati-hati" sedikit ragu ketika melangkah dan benar saja aku naik ke atas ranting pohon itu, menginjak batu di sisi kanan dan terperosok ke bawah, sontak cari pijakan batu yang lain dan terperosok kembali. Pada akhirnya barang yang kubawa pun tenggelam. Singkat cerita aku selamat meskipun dalam keadaan gemetar dan kaget. 

_Tubuhku yang gemetar, pakaianku yang basah, serta barangku yang terkena sungai. Kaget rasanya akan kejadian itu, ketakutan akan tenggelam di dalamnya dan tak dapat kembali ke daratan. Uh.. iya, aku yang tidak bisa berenang dan ada hal-hal yang terngiang ketika melihat arus deras dalam pikiran. Semua berkecamuk dalam kepala dan badan._ 

Pada akhirnya semua telah selesai dengan meninggalkan pelajaran di dalamnya untuk lebih menjaga keamanan diri ke depannya. 

Alhamdulillah. 


๐ŸŒฑ Apa yang terlihat belum tentu sebenarnya, apa yang dipikir sepele bisa jadi menakutkan. Jika memang keraguan muncul alangkah baiknya tenangkan diri terlebih dahulu dan berdoa. Jika masih sangat ragu maka jangan diteruskan, ganti dengan apa yang kamu yakini. Namun adakalanya ketakutan (memang) harus dilawan dengan keberanian dan perkiraan yang matang. 

Jangan sampai keberanian membuat menyusahkan diri sendiri dan orang sekitar.๐ŸŒฑ  

Sabtu, 10 Oktober 2020

Hujan Sendu

Alhamdulillah, bersyukur pada Allah yang telah mengirimkan pesan kepada langit untuk menurunkan berkah melalui setiap tetesan air yang jatuh menembus tanah. 
Setelah sekian lama bumi ini kering dan gersang, tanaman yang seharusnya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan menunduk ke bawah, tak lagi tegap seperti sedia kala. 
Sungai yang harusnya deras dengan air jernihnya namun kini begitu kering dan hanya terlihat dasar bebatuan jurang. 

Hmm.. Bumi yang masih berkutik dengan sti copid19 dan beberapa hari yang lalu pun terjadi demo penolakan omnibuslaw yang dimana banyak kerusakan yang ditimbulkan. Iya, Surabaya fasilitas umum yang dirusak oleh oknum yang tak berakal sehat. melihat ditelevisi pun beberapa tempat sampai hangus dibakar oleh massa - Jakarta. 

Subhanallah.. Akan semua yang terjadi belakangan ini. 

Kenapa jadi bahas kesitu yah.. Balik ke hujan lagi yang membuatku hanyut dalam lamunan๐Ÿ˜๐Ÿ˜ 

Iya, hujan membuat ingatanku kembali akan masa-masa ketika aku sering bermain dengannya (hampir) setiap hari sepulang sekolah. 
Waktu itu dimana masih dengan seragam putih abu-abu, dengan sepeda angin dan aku menerobos dibawah derasnya air yang mengguyur uhh.. betapa seronoknya bermain dengan hujan, mengayuh dengan sekuat tenaga, berulang kali mengeryipkan dan mengusap air yang menutup mata untuk dapat melihat jalanan (setidaknya sedikit terlihat) hehm... ⛈๐Ÿ’ฆ  
indah dibayangkan dan terlukis jelas dipikiran. 
Sempat sakit demam karena sering hujan-hujanan namun karena pada dasarnya aku yang tidak suka memakai jas hujan jadi yasudah sakit kuhempas dan memilih tetap bermain di bawah hujan. 

Hm.. Ahh.. (menghela nafas) masa SMK yang kini menjadi kenangan dalam keabadian imajinasi. 

Hujan masih turun saat tulisan ini dibuat. 

Tulislah disaat apapun suasana yang sedang kamu rasakan (kalo bisa hal baik yah :)) tentang apapun itu. Agar tidak tertumpuk didalam berkas pikiran. Ingat tubuh juga butuh istirahat untuk mengisi dayanya kembali dan kamu dapat melakukan hal-hal baik sesukamu. 
Akan ada kelegaan yang kamu rasa ketika kata demi kata sudah kamu sampaikan dalam tulisan. 
Coba ajah ๐Ÿ’Ÿ  

Selasa, 22 September 2020

Seperti Simbol

Semua terasa abstrak, tak ada titik ujung dari semua ini. Seperti garis yang berjalan melingkar, berliku tanpa arah jalan yang jelas. 

Kejenuhan, rasa ingin berganti ke fase yang baru ugh.. terasa berat seakan ada rasa yang tertinggal (entah apa itu). 

Tak ada gambaran jelas mau kemana dan seperti apa, hanya lamunan dalam diam menatap tembok kamar bercat violet yang begitu polos tanpa ada goresan garis maupun teks di dalamnya. 

Apa aku sedang berada pada titik kelelahan? Kejenuhan? Kebosanan akan kehidupan ini? Hmm.. tak ada jawaban pasti dari bibir ini untuk menjawabnya. 

Impian? 

Aku ingat akan impianku, masih tergambar jelas dalam pikiran. 

Namun langkah seakan berat untuk menujunya. Oh Allah hamba lemah dan pasrah akan apapun yang terjadi dalam hidup. 

Teka-teki yang belum ada titik temu.

Senin, 21 September 2020

Karena Dia


Awalnya sempat gagal agenda ke Pundak yang sudah direncanakan dari sebelum tanggal 11 September 2020, bersamaan dengan kasus penipuan Atm yang menimbulkan banyak kejadian yang harus diselesaikan di dalamnya, bersamaan dengan menjelang ujian kejuruan. Mengurus ke kantor bank, belajar dari internet untuk ujian, terputus komunikasi dengan banyak orang terutama hubungan kelas pun sedikit berubah seakan ada jarak panjang di tengahnya namun yang mengganjal dipikiran yaitu rencana itu, "apa jadi berangkat ke puncak? sedangkan aku sudah terlanjur janji kepada mereka terutama kepadanya (Fitri)." Terus berulang di dalam benak, sebuah keputusan yang harus diambil dengan kepastian antara iya atau tidak. 
Berat untuk menolak namun kantong terasa menipis untuk berangkat, hmm.. bukankah itu sebuah dilema? antara bertanggung jawab atas janji yang telah dibuat atau menolak karena keadaan diri, oh bukankah jika menolak berarti egois? ah sudahlah.. 

Beberapa hari berlalu sampai tiba dihari Jum'at, ujian pun berlangsung.
Suasana kelas begitu hening, duduk menghadap layar dengan mouse yang kugenggam, lisan yang terbungkam sedangkan kepala (seakan) berkecamuk memikirkan banyak hal di dalamnya. Detik jam berlalu hampir mendekati pukul 11.00 dan layarku masih terlihat putih tanpa goresan garis sedikitpun. Iya, pikiran terpecah dan mengerjakan ujianpun tak sesuai alur (acak) lari sana lari sini mengupayakan agar selesai bersamaan dengan tepat waktu. 

Jarum jam sudah menunjukkan tepat pukul 12.00 waktunya istirahat. Masih dengan mode diam hanyut dalam lamunan pikiran, hanya berkata sepatah dua kata saja seperti orang judes dan jutek๐Ÿ˜…. 
pukul 13.00 kelas sudah dimulai kembali dan berpikir keras untuk menyelesaikan, detik demi detik pun berlalu dan tepat pukul 15.00 ujian telah selesai dan semua siswa sebagian menunggu di luar. 
(menghela nafas) memantapkan keyakinan dan aku berkata "besok jadi berangkat, apapun yang terjadi tetap berangkat, siapkan barang-barang sesuai yang aku minta. Sampaikan kegrup." 

Mentari telah bersinar dengan cerah, aku bergegas siap-siap untuk pergi ke Kampus menyelesaikan tugas yang sempat tertunda. Tak terasa sudah hampir sore dan baru sampai di rumah, perlengkapan pendakian belum tertata, "tuing" notif WhatsApp grup bermunculan "aku sama Hafi berangkat ke titik kumpul. Kamu hati-hati di jalan" chat dari temanku Firi 
Pukul 17.00 tamu istimewa datang, hmm.. lagi-lagi terjadi kembimbangan. Haruskah dibatalkan sedangkan mereka sudah siap? sungguh Aku tidak setega itu melakukannya. Bismillah berangkat!" 

Aku bergeas mempersiapkan semua dengan matang dan terutama pikiran serta niat yang tertata untuk menemani dalam pendakian pertama mereka. 
Alhamdulillah pada akhirnya kami berempat sampai juga ke Puncak Gunung Pundak dengan logistik seadanya dan air secukupnya. Cukup senang ketika melihat kekagumannya pada alam dan terlukis indah senyuman mereka. MasyaaAllah. 

 ๐ŸŒฑ Tidak kusangka semua akan terjadi, berdiri di atas puncak bersamanya, iya bersamanya yang memang sudah lama ingin naik. MasyaaAllah Allah Maha Besar memang dengan segala kekuasaan-Nya. Sejenak aku teringat akan seorang temanku dari kecil yang dimana ia sangat ingin sekali mendaki namun kesempatan be;um datang padanya. Dalam hati aku berkata pada "izinkan kutitipkan salamnya pada namamu (yang sama dengannya), Terima kasih sudah mampu berdiri di atas siana denganku dan maaf jika selama perjalanan ada lisan dan sikapku yang membuatmu tersakiti. 

Sebuah rindu alam dalam namamu. ๐ŸŒฑ

Kamis, 03 September 2020

Arti "Bersyukur"



Pandemi belum juga berakhir dan ekonomi masih menjadi polemik dalam kehidupan. Sudah hampir setengah tahun lebih lamanya negeri ini berada dalam status Pandemi Covid-19.
Kota Gresik contohnya, yang terlihat pemandangan sawah yang gersang, pohon yang kering berwarna kecoklatan, tanah yang terlihat (seperti) retakan, serta ditambah cuaca yang begitu panas hingga menyengat ke ubun-ubun kepala. Disisi lain ekonomi bagi rakyat kecil pun kian mencekik, khususnya yang terjadi pada Klinik Tunanetra, iya sebuah tempat pijat refleksi yang dimana di dalamnya dari tunanetra semua. Pendapatan mereka sangat turun karena berkurangnya yang pijat di sini sedangkan pengeluaran bertambah.

Beberapa percakapan yang dikeluhkan saat ditanya,

"pendapatan turun pak, untuk membeli paketan saja harus mikir, karena tidak ada paket internet maka tidak belajar. Penghasilan didapat dari memijat (di sini) pak."

"Lalu apa harapan bapak disaat kondisi seperti ini?"

"Ya berharap ada bantuan meskipun hanya beras, bantuan berupa uangpun tak kami dapatkan karena belum terdata, adapun yang didata mereka penduduk lama. Terima kasih, sangat bersyukur sekali untuk bantuan yang ada ini."

Terjadi serupa di kota lain, Lamongan contohnya, yang dimana di dalamnya bukan hanya tunanetra saja melainkan ada yang berkebutuhan khusus lain yang terdapat, tunadaksa dan autis salah satunya.
Jadi ada komunitas bernama @pertuni_lamongan, yang menaungi mereka dengan berkebutuhan khusus untuk diberdayakan dan saling memotivasi satu sama lain.

Ada satu kalimat yang menjadi motivasi terkuat untuk menjalankan kegiatan ini,
"Keterbatasan ini bukanlah faktor untuk berhenti dalam berkarya." 
- Try Febri Khoirun Nidhom

Iya motivasi dari seorang ketua yang menjadi inspirasi dalam komunitas ini, yang dimana ia juga penyandang disabilitas netra namun memang benar kemampuannya melebihiku (orang yang non-disabilitas).
Aku salut dengannya karena ia dapat berbahasa Inggris cukup fasih saat diajak berkomunikasi dengan orang Singapura.

๐ŸŒฑ Dalam kehidupan pasti tak lepas dari kata "mengeluh", jangankan mereka dari kita yang non-disabilitas mungkin sering mengeluh akan kekurangan fisik yang ada (saat ini). Iya, termasuk aku yang dulunya sering berkata "ya Allah kenapa aku beda dari mereka (orang yang tanpa keterbatasan fisik sedikitpun)? Kenapa mataku berbeda sebelah?" Celaan, hinaan dan bahkan ejekan yang kudapatkan. Menjadi bahan tertawaan teman-teman hingga membuatku malu dan seakan hidup tak adil bagiku. Namun hari ini Allah kembali membukakan pikiran dan mata hatiku seakan menampar mukaku bahwa Ini loh lihat! mereka yang jauh di bawahmu (dengan disabilitas) bisa tersenyum, tertawa bersama teman-temannya bahkan bangkit dari rasa kekurangan yang dimiliki. Masih pantas kamu mengeluh akan kekurangan yang ada dalam dirimu? Sungguh tak patut. ๐ŸŒฑ 

Semoga next dapat berkunjung kembali dengan mereka, terima kasih Allah telah menunjukkan semua hal ini. 

Jumat, 21 Agustus 2020

Malam Pemeriksaan


Sudah hampir beberapa kali aku mengikuti kegiatan ini, MSR (Mobile Socile Resque). Kegiatan yang memeriksa pasien, membantu dan mengobati pasien dengan tanpa bayaran. Iya tanpa bayaran sedikitpun yang kuterima, bersama dokter aku turut membantu mereka.

Malam itu, 
Dalam sebuah keheningan malam 
Dalam ruang yang (hanya) seorang diri 
Terdengar suara notif WhatsApp, terbaca sebuah chat, 

"mbak apa ada acara hari ini? Bisa ikut bantu kegiatan malam ini karena sedang kekurangan tenaga" 
"Bisa mas, insyaaAllah" 
"Ketemu di depan kantor pukul 20.00 berangkat bersama dari sana" 
"Siap." 

Singkat dan terlaksana. 
Sejujurnya aku tidak tau ini apa dan harus apa, akhirnya dijelaskan secara singkat dan padat. Pertama kali masuk dan berhadapan langsung dengan luka yang berbalut perban, dibukanya perlahan dan terlihat darah, nanah, tulang yang yang berlubang dan terlihat dalamnya serta bau yang membuat mual. "Oh Allah apa ini?!" 

Menyeruak dalam satu ruangan tanpa ada cela udara segar yang terasa,
Dinding kamar yang berwarna biru namun terlihat suram disetiap sudutnya,

Awalnya mulai membaik namun entah karena apa memburuk dan jika ditanya "kamu tahan dengan semua ini?" Aku akan jawab "logikanya mana ada yang tahan dengan keadaan dan situasi seperti ini? Namun inilah pilihanku untuk turut masuk ke dalam situasi seperti ini. Iya, ini masih secuil luka belum sebanyak luka yang dialami oleh para medis yang menjadi tameng untuk melindungi masyarakat.

๐ŸŒฑ Jika sebagian memilih tidur dan istirahat di rumah namun aku (di sini) memilih untuk bangun dan ikut andil bersama di dalamnya. Kenapa? Karena darisini aku belajar bagaimana merawat yang baik dan benar itu, untuk bekal ketika orang tua jatuh sakit atau bahkan diri ini yang sakit dan dapat merawat.

Sallut dengan mereka yang mau membantu merawat orang lain dengan ikhlas dan sepenuh jiwa sesuai pengabdian yang telah diucapkan. ๐ŸŒฑ

Minggu, 16 Agustus 2020

Mereka Punya Impian


Hari Ahad,
Hari dimana waktunya bersantai di rumah namun tidak untuk sebagian orang. Berkunjung bersama MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) ke sebuah tempat yang terdengar asing bagiku padahal masih area Surabaya, ya Allah..
Namanya Kampung 1001 malam,
"Memang ada?"
"Ada, dimaps juga ada"
"Wah, baru tau aku.."
Sesampai di sana masyaaAllah harus naik perahu yang digerek pakai tali tambang yang letaknya di bawah jembatan tol. Di situ gelap dan lumayan panjang jalannya, terbesit "gimana kalo ombaknya besar? Atau banjir, gimana nasib penduduk di sana?" Tak dapat kubayangkan.
Menyusuri lorong yang tanpa ada lampu di dalamnya, terlihat ada orang-orang yang sedang bekerja di bawah jembatan tol, iya bekerja memperbaiki jalan agar nyaman untuk dilewati.
Cukup terpencil dan menyusuri jalanan kecil untuk dapat sampai ke tempat yang dituju yaitu aula.

Aula dimana anak-anak dapat belajar di dalamnya,
Begitu ramai dan mereka antusias untuk belajar bersama.
Akupun bertemu dengan beberapa anak namanya Faldi dan sahabatnya Labib.
Faldi yang bertubuh kurus, berkulit hitam manis dan bersifat mudah emosi. Sedangkan Labib yang bertubuh gemuk, berkulit putih dan bersifat suka senyum, tidak mudah emosi dan ia hafal beberapa surat, Al-Kafirun contohnya.
Kamu tau hal apa yang membuatku kaget?
Ketika kakak pemateri berkata "temen-temen tau apa istimewa dari kota Palestine?"
"Kiblatnya umat Islam kak" dengan lantang Faldi menjawabnya
Sontak aku kaget dan diam sejenak memperhatikannya, aku bertanya kepadanya,
"Apa impianmu?"
"Menjadi ulama' kak"
"Memangnya bisa mengaji? Hafal surat-surat pendek?" (Sedikit mengetesnya๐Ÿ˜)
"Bisa kak"
"Coba baca surat Al-Ikhlas"
Dia malu-malu, setelah 5menit kemudian akhirnya iapun mulai membaca, dan baru ayat pertama Labib menyela di tengahnya,
"Al-Kafirun coba"
"Kakaknya minta Al-Ikhlas" jawab Faldi
"Yasudah coba Faldi Al-Ikhlas dan Labib Al-Kafirun. Hayo bisa apa ndak.." kataku
Akhirnya Labib bisa membaca Al-Kafirun sedangkan Faldi dia masih malu untuk membaca padahal sebenarnya dia pun juga bisa membacanya. Hmm.. jadi teringat akan masa kanak-kanakku dulu๐Ÿคญ
Aku bertanya lagi,
"Kenapa mau menjadi ulama' bukan dokter atau polisi atau yang lain?"
"Ulama' habib syekh, pernah baca umat Islam dibantai seperti Palestine, menegakkan Islam. Kak Palestine itu saudara kita ya?"
"Iya, mereka saudara kita yang harus dibantu. Siapapun itu dan dari agama manapun adalah saudara. Karena Islam mengajarkan akan perdamaian dan kerukunan dalam bertoleransi."
"Oh iya kak, ke Palestine"
"Aamiin, kakak doakan Faldi dan Labib bisa berangkat bersama ke sana. Dan ingat untuk selalu berbakti kepada orang tua terutama ibu. Habis lulus mau kemana?"
"SMP mondok kak"
"MasyaaAllah dijaga sholatnya, kalian (Faldy dan Labib) harus saling mengingatkan terutama untuk kamu Faldi dijaga emosinya. Belajar dan perdalam Islam. Siap?"
"Siap kak.."
Mereka pun tersenyum dan kami berfoto bersama.

๐ŸŒฑ Terlepas dari sekedar berbicara, bercanda atau tidak tetap itu yang terjawab dari mulutnya.
Iya, bukankah dari apa yang kita pikirkan berbuah menjadi sebuah tindakan yang nyata.
Maka, mari jaga pikiran untuk tetap positif dan husnudzon pada apapun dan siapapun yang terjadi dalam kehidupan ini.
Gapai mimpimu dan berada jalan lurusmu walau banyak kerikil yang terkadang dapat membuatmu jatuh. ๐ŸŒฑ

Senin, 20 Juli 2020

Henry "Mata Spesial"

Terkisah dari seorang anak laki-laki, namanya Henry yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana.

Suatu hari aku melihatnya sedang asyik membaca seorang diri. Duduk di tempat duduk yang berlatar belakang taman dan berada di tengah kota. Begitu rindang nan sejuk dimata.

Seketika ada yang berjalan di depannya, seorang perempuan cantik dan tinggi. Henry pun menyapanya dengan ceria,
"Hay, namaku Henry kakak siapa dan mau  kemana?"

(Sebut saja: Candy namanya, ia berhenti dan berdiri sambil bersandar tiang seperti sedang menunggu seseorang) 
Dia hanya menoleh ke arah Henry sekilas dan tanpa menjawabnya 

Henry pun mendekati kakak itu lalu bertanya lagi, "kak, namaku Henry, nama kakak siapa?"

Dia pun hanya menoleh ke kanan dan kiri seperti tak sadar ada memanggilnya. Lalu ia berkata, 
"Kamu memanggilku?"

"Iya kak.."

"Tapi kamu melihatnya kearah lain dek"

Seketika itu Henry pun terdiam dan berpamitan pergi dengan rasa sedih dan tak suka dengan dirinya sendiri.

Ia pun duduk terdiam kembali seorang diri dipinggiran danau tenggelam dalam lamunan. Ia berkata,
"Kenapa? Kenapa seperti ini? Apa salahku? Kenapa berbeda? Dulu sering dibully, diejek bahkan seperti makhluk yang cacat dan terabaikan. Aku bisa menerima hal itu namun kini terjadi lagi ada yang berkata seperti itu dan membuat hal yang tidak enak terasa kembali. Ah semua terasa hampa tak ada satupun yang terasa."

Hanya emosi dan kegundahan rasa yang terlihat dari dirinya, seutas senyumpun tak terlukis dari wajahnya lucunya.
Mengumpat, teriakan, air mata yang cukup derasa semua tumpah darinya.

Tuhan pun memberinya sebuah hadiah kecil ke bumi berupa sebuah pelajaran kehidupan untuknya.

Ia berjalan dengan isak tangis yang masih terdengar darinya, sampai tak sadar ia melewati sebuah tempat dimana yang berisikan anak-anak luar biasa di dalamnya. Ada berbagai macam hal yang terlihat dan ia merasa bertambah sedih ketika melihatnya. Hanya diam dan mengamati.

Aku yang sedari tadi mengikutinya dari belakang menghampirinya, "Assalamualaikum adek"

"Waalaikumussalam, kakak siapa?"

"(Dengan tersenyum aku menjawabnya) namaku Eka, adek siapa dan kenapa bersedih?"

"Aku Henry kak.." (dia menunjuk ke arah tempat tersebut)

"Oh itu.. MasyaaAllah luar biasa mereka yang dapat menerima dan bersyukur atas apapun yang telah tercipta dalam diri ini."

"Kenapa begitu kak? Bukankah itu keburukan yang membuat diri menjadi malu dan dikucilkan?"

"(Menghela nafas dan tersenyum sembari menepuk bahu kanannya) Semua pasti mengalami hal itu bukan hanya mereka saj, orang normal pun merasakan hal yang sama. Bukankah Allah menciptakan kelebihan dan kekurangan dalam setiap makhluk? Dengan tjuan agar selalu memgingat Allah dan bersyukur atas hal kecil apapun itu. Mungkin beberapa orang tidak sadar akan kekurangan diri kita karena memang kepekaan setiap manusia berbeda tingkat kedalamannya dalam merespon. Tidak ada yang salah dan benar hanya saja ambil pelajaran dari hal yang tidak enak tersebut, untuk menjaga lisan dari perkataan yang dapat membuat teman kita menjadi tidak enak atau membuatnya sedih. Kekurangan fisik bukanlah suatu keburukan dalam diri melainkan keistimewaan untuk kehidupan. Adek coba lihat mereka, mereka tertawa bersama seperti tak ada beban atau apapun yang mereka terima. Bahkan ada yang lebih parah di bawah adek. Nah darisitu kita seharusnya lebih bersyukur menerima apapun yang ada dalam diri kita dan kehidupan kita. Kita sama."

(Saling memandang dan tersenyum).


๐ŸŒฑ Hmm.. Kadangkala dalam hidup mudah mengatakan apapun, bebas berekspesi dan melakukan apa yang diinginkan tanpa peduli atau berpkir akan perasaan orang lain. Seperti yang dialami oleh Henry. Iya.. Darinya aku menjadi lebih berhati-hati dalam berbicara, anak dalam prosesenuju remaja itu sudah merasakan hal seperti itu bagaimana jika beranjak dewasa? Hmm.. semoga mental baja sudah terbentuk dari dalam dirinya. Cuitan apapun tetap ada selama kehidupan masih berlangsung di bumi Allah ini. Akan berhenti jika bumi telah tiada.

Semoga bermanfaat. ๐ŸŒฑ

Kamis, 18 Juni 2020

Sebuah "Judge"

Ada seorang anak yang ingin melakukan sesuatu, ia ingin membuat suatu karya yang sederhana bahkan ia mempunyai impian yang (sebagian) orang mengatakan "mimpi jangan ketinggian, kalau jatuh sakit" atau ada juga yang "kamu itu tidak pintar, tidak bisa sekolah tinggi" bahkan ada kalimat yang cukup pedas "kamu jangan sok baik, penampilan seperti itu tapi tutur katamu tidak terjaga dengan baik"
"Kamu kok gitu? Seperti wanita bukan baik-baik"

Iya, itu sebagian kalimat yang terdengar dari ucapan mereka. 
Memang bisa jadi ada benarnya bisa juga ada salahnya. 

Namun bukan semerta-merta dalam berkata bahkan menjudge sebagaimana yang terpintas dalam pikiran. 

Bukan siapa dan apa yang salah maupun benar melainkan bagaimana menjaga agar lisan ini berada pada batasannya. 

Bersyukurlah ketika ada yang menilaimu bahkan "menasehati" (dengan caranya) karena itu berarti masih banyak yang peduli dan memperhatikan kehidupanmu. 

Tak harus ada marah ataupun dendam dalam diri ketika mendapati hal seperti itu, cukup dengan dalam diam dalam ketenangan alam semesta untuk menghadapinya. 

Bukankah Allah Maha Tahu? Dengan segala kekuasaan-Nya? 
Bumi Allah luas dengan berjuta bahkan milyaran umat manusia di dalamnya. 
Tak usah risau sesungguhnya masih ada langit sebaik-baik tempat berpenghuni dalam keabadian. 

Selasa, 09 Juni 2020

Salahkah aku mencintainya?

Cinta..
Tak ada kata pasti untuk mendeskripsikannya
Tak ada kata jelas untuk memaknainya
Tersirat bukan tersurat
Itulah dia (cinta)
________

Bukankah cinta berjuta rasanya?
Nikmat dan begitu indah?

"Aku mencintaimu lebih dari apapun, aku menyayangimu dan akan kulakukan apapun untukmu"
"Aku akan berjuang mendapatkanmu, aku nyaman dan bahagia bila didekatmu"

Itukah yang kamu rasakan?
Hahahah.. bulshit.!!!
Terdengar lucu rasanya

Benar memang nikmat, indah dan bahkan berjuta rasanya (sedih, galau, moodly, dan bahkan bisa tangisan yang menderu)
________

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan cinta melainkan diri sendiri yang kurang memposisikan cinta itu sendiri.
Bukan ia yang tak peka atau tak ada rasa untuk membalas cintamu, melainkan kenapa kamu mudah berharap?
Menitipkan cinta pada ia yang fana bukan padaNya yang kekal?

Bukankah Allah Dzat sang pemilik hati semua makhluk?

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

ูŠَุง ู…ُู‚َู„ِّุจَ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจِ ุซَุจِّุชْ ู‚َู„ْุจِู‰ ุนَู„َู‰ ุฏِูŠู†ِูƒَ
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik", artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” [HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Hakim]

Selasa, 26 Mei 2020

Lebaran Pandemi 1441H

Sebelumnya Taqobbalallahu minna wa minkum wa taqobbal yaa kareem
Minal 'aidzin wal waidzin, mohon maaf lahir dan batin 

Kali ini aku akan menceritakan terkait lebaran di tengah pandemi copid-19 sekarang ini. 

Seperti yang kita tau kalo harus physical distancing, #stayathome dan dilarang mudik. Iya, semua serba online, hm.. yang biasanya sudah prepare buat pulang ke desa, menyiapkan ini-itu, siapin angpao buat ponakan, nyiapin baju baru, buat dipakai dihari yang spesial, temu kangen dengan keluarga dan saudara. MasyaaAllah indah banget namun semua itu tidak terjadi ditahun ini, iya tahun pandemi yang dimana semua dibatasi namun masih ada cara untuk tetap berlebaran dengan video call online, menyatukan semua dalam 1 aplikasi dan koneksi. Yah.. meskipun kurang terasa nikmat kebersamaannya namun setidaknya cukup terobati rasa rindu ini bersama semuanya. 

"Ini nggak adil!"
"Aku kangen emak bapak*
"Aku ingin pulang ke desa tapi karena corona aku menjadi terpenjara di sini", dst 

Kurang lebih seperti itu kan suara jeritan hati? 
Iya, sama aku juga namun jika tetap memaksakan hal itu dengan melanggar protokol yang ada bukankah termasuk egois namanya? 
Disaat para tim medis sedang berupaya mengobati kita, menyelamatkan nyawa jutaan bahkan milyaran manusia kita justru malah tidak turut membantu mereka? 
Subhanallah, disisi lain mereka pun juga ingin pulang, berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara mereka. 
Jika menuntut keadilan lalu apakah kita sudah adil terhadap mereka yang terpenjara hanya di satu tempat saja? 

Mereka yang harus melayani masyarakat, menjalankan masa isolasi bahkan karantina yang terpisah dari keluarga. 

Disisi lain tidak mengeluarkan uang banyak untuk menyiapkan angpau, ada juga karena segan tidak memberi menjadi memberi. 
Menyiapkan makanan untuk dihidangkan ke para tamu yang bergantian datang, ada juga yang datang duduk sebentar dapat angpau lalu berpamitan pindah ke rumah sebelahnya tanpa memakan hidangan yang ada. 
Apa suka jika ada tamu seperti itu? 

Ada juga yang tahan berjam-jam lamanya hanya untuk membeli baju baru, soal harga urutan sekian yang penting tampil cantik dan beda. Terus dipost di socmed. Ya Allah. 
Terkadang aku juga suka post foto cuman kalo harga mikir 3x dulu๐Ÿ˜… 

Oiya ingat akan kiriman kata-kata ini: 

1. Ketika tangan tak mampu menjabat, kaki tak dapat melangkah, hanya hati yang mampu berbisik, mohon maaf atas segala kesalahan. Taqabalallahu minna wa minkum, selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H. 

Sumber: https://m.detik.com/news/berita/d-4576273/25-ucapan-idul-fitri-yang-cocok-untuk-update-whatsapp-dan-instagram 

2. Meski tangan tidak bisa berjabat
Meski ucapan tidak bisa terdengar
Karena jarak dan waktu memisahkan
Dengan tulisan ini aku bisa ucapkan
Selamat hari raya idul fitri
Minal aidhin walfaizin mohon maaf lahir dan batin
 

Itu kata-kata yang sering kudapat dari banyak chatting di WhatsApp tahun lalu bahkan tahun sebelumnya. 

Sejenak aku termenung: 
Apakah ini seleksi alam? 
Allah mengabulkan kalimat-kalimat itu dan terjadi ditahun ini. 
Iya padahal internet sudah ada sejak lama dan video call pun juga sudah tersedia namun masyaaAllah semua terlihat nampak dan benar-benar dibutuhkan baru ditahun ini. 

Copid-19 benar-benar mengendalikan alam bumi (manusia). 
MasyaaAllah Maha Besar Allah. 

๐ŸŒฑ Pasti ada hal baik dan buruk yang terjadi dibalik setiap peristiwa/kejadian apapun di alam ini. Ada hikmah dan pelajaran yang dapat benar-benar diambil terutama ditahun 2020 ini. Iya salah satunya meninggalkan budaya berjabat tangan bagi yang bukan mahramnya, berkunjung yang tanpa memakan hidangan yang sudah disediakan (hanya bersalaman lalu pergi), upload foto selfie dengan kemewahan dan kemeriahan yang ada (terutama wanita). MasyaaAllah, sepertinya langit dan bumi sudah tak tahan dengan ulah penghuni bumi (manusia) sehingga menampakkan semua ini. Terutama sampah yang tiada berangsur membaik. 
Kepedulian, kepekaan, kedekatan, dan sebagainya menjadi hal penting yang dirasa saat ini. 

Aku yakin pandemi akan segera berakhir dan sementara ini yukk perbaiki diri dengan menerapkan norma-norma Islam yang sebagaimana mestinya terutama kebersihan. ๐ŸŒฑ 

Aku yakin kita pasti bisa, kita kompak melawan copid-19, bersatu demi pulihnya bumi ini kembali dan setelahnya lebih menjaga hal baik agar tidak menimbulkan hal buruk dan memperbaiki yang awalnya buruk menjadi baik tahap demi tahap. 

SEMANGAT!!!๐Ÿ”ฅ 




Minggu, 01 Maret 2020

Ingat Ibadah


Teringat kejadian ini waktu mendaki ke Kawah Ijen dan bertemu dengan dua orang ini serta beberapa teman-temannya.

Berjalan menuju puncak bersama dan berbaris beriringan. Sebut saja Ahlan (nama aslinya lupa๐Ÿ˜‚)
Seketika ia berseru kepada temannya "ayok sholat subuh dulu"
"Dimana? Disini berpasir" jawab temannya (sebut saja Sahlan)
"(Sedang berpikir) di sana aja (sambil menunjuk benatuan) alasnya pakai jaket atau kaos"
"Oke, ini ada botol aqua untuk wudhu"

Disaat mereka beribadah aku menepi ke pinggiran kawah (bibir kawah) sambil menunggu sunrise terbit.
Terasa spechless ketika melihat mereka yang masih menyempatkan waktunya untuk menjalankan kewajiban kepada Sang Pencipta.
MasyaAllah disaat yang lain sedang berburu (sesuatu) dan mempersiapkan peralatan-peralatan untuk menangkap matahari mereka seakan menghiraukan itu semua. Mereka tidak panik menyambut matahari.

๐ŸŒฑ MasyaaAllah tiada kalimat mengucap syukur telah diperlihatkan ini semua dan bertemu mereka. Mengagumi segala ciptaanMu yang ada di dalam bumi ini untuk kehidupan makhluk serta mengingatMu dimana dan kapanpun berada. Sungguh malu akan diri ini yang terkadang menduakan kewajiban untuk mengejar (sesuatu) yang fana.๐ŸŒฑ

Terima kasih telah dipertemukan mereka dan mohon izin untuk memakai foto kalian.



Senin, 24 Februari 2020

Langit: Flashback!

Ada sebuah kegaduhan yang terjadi antara gemuruh dan petir yang saling bersautan menunjukkan kerasnya suara mereka. 

Langitpun datang dan bercengkrama denganku dalam malam yang terasa begitu panjang, menemaniku hingga terlelap pulas dalam lindunganNya. 

"Apa yang terjadi denganmu? Suara bisikmu terdengar bagai gemuruh di langit (malam ini)" 

"Semua seakan berada pada poros yang sama, berputar mengitariku dengan sejajar tanpa ada yang berbeda." 

"Kenapa begitu? Kenapa kamu tetap disitu?" 

"Seakan berat untuk diangkat, semua berputar menjadi satu kesatuan bak benang kusut yang tak terurai!" 

"Aku mengerti. Sekarang begini aku akan mengembalikan ingatan akan  masa perjuanganmu (dulu); ingatkah kamu dulu tidak dapat naik sepeda ontel dan pada akhirnya bisa? Malah kamu sudah bisa mengendarai sepeda motor." 

"Aku ingat, kenapa?" 

"Bukankah itu hasil darimu berusaha melakukannya hingga bisa? Kamu melakukannya sampai lututmu terluka, berdarah, tertabrak, terjatuh, bahkan hampir masuk selokan. Bukankah itu sebuah perjuangan? Untuk mencapai AKU BISA! Kenapa kamu mau melakukannya? Untuk apa dan siapa? Bukankah untuk kebaikanmu sendiri? Membuktikan pada mereka yang menyebutmu "kamu seperti siput, pelan, anak yang pendek, kurus, jelek, lemah, tak guna!,dst." Ingat semua hal itu?? Lalu kamu sekarang mau mundur? Atau berhenti? Hey..!! Untuk apa kamu hidup di bumi ini? Untuk apa kamu melangkah hingga sejauh ini? Untuk apa aku ada bersamamu? Menemanimu? Masih banyak yang harus kau bantu! Tugasmu masih menumpuk di bumi sebelum kau dapat pulang (kesana). Pikirkanlah Cita-citamu, mereka yang peduli denganmu, mendoakanmu "samean pasti sukses mbak. Kamu pasti bisa Ay." Dan Aku menyayangimu, merindumu selalu (disana) Teruskanlah! Lanjutkan! Sampai kamu tidak dapat melakukannya lagi!" 

"(terdiam)" 

"Pikirkanlah, dengarkan hati kecilmu berkata. Ingat dengan kalimat ini: "meskipun berat kamu mampu" ingat??" 

"Iya aku ingat" 

"Tanamkan dan letakkan sedalam-dalam dirimu, lekatkan dalam sanubarimu. Senantiasa kamu akan terpacu untuk terus melangkah. Anggap hidupmu tak lama lagi dan lekas tuntaskan tugas dan ujianmu. Allah ada bersamamu"

"Baik, aku paham sekarang" 

"Tidurlah, perjuanganmu masih panjang"

๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Hargai mereka yang telah mengajarimu menjadi lebih baik (dari dulu yang lemah sampai kamu yang sekarang tangguh). Jangan kecewakan mereka yang telah menaruh harapan padamu.

"Kamu wanita tangguh, Allah tau itu" Az 

Minggu, 23 Februari 2020

Sidoarjo: Penjual Es Wawan


Ada kegiatan organisasi di CFD (car free day) Bungkul, seketika bapak ini datang dengan memikul jualannya. Beliau menawarkan "mbak beli es? Es wawan" "berapa pak harganya?" "5.000 dapat 2 mbak" "oiya pak beli 2.." dst.
Dan alhamdulillah banyak yang beli dan dagangan bapak itu sudah tinggal beberapa.

Terlihat senyuman terlukis dari wajah bapak itu.

MasyaaAllah terima kasih atas nikmat syukur yang telah Engkau berikan kepadanya.

Terketuk karena penasaran, akhirnya aku bertanya kepada beliau,
"bapak darimana?"
"Bapak dari Prambon mbak"
"jadi dari Prambon kesini pak? Surabaya"
"iya mbak, setiap hari. Kalo hari Minggu selalu jualan ke CFD di sini"
"masyaaAllah, Prambon mana bapaknya?" "Watutulis mbak, Bendo"
"ya Allah lumayan jauh pak jaraknya. Bapak naik apa kesini?"
"Sepeda onthel ini mbak, berangkat dari jam 4 subuh dan jualan di tempat lain."
"MasyaaAllah bapak.. (termenung) semoga sehat selalu"

๐ŸŒฑ MasyaaAllah perjuangan hidup begitu keras. Teringat dulu aku yang sering mengeluh ketika naik sepeda onthel, malu, gengsi, lelah, bahkan marah ketika terlalu lelah mengayuh dengan jarak yang tidak sejauh bapak itu dan dengan segi umur yang lebih muda dari bapak itu.
MasyaaAllah cukup tertampar akan kebersyukuran nikmat Allah kepadaku. Lebih bersyukur atas apa yang telah diberi olehNya dan melihat ke bawah bahwa ada titik yang jauh di bawah kita. Begitupun dengan ujian (apapun itu) semua pasti punya dan Allah memberi ujian serta jawaban atas permasalahan yang ada. ๐ŸŒฑ

Rabu, 29 Januari 2020

Gresik: Pasti Ada Jalan


Awalnya aku pesimis dapat mencapai atas bukit ini atau tidak, karena melihat lokasinya dan treknya di maps cukup tinggi jaraknya, naik ke atas dan temanku pun berkata "jalannya naik, emang kamu bisa? Naik motor aja pelan.." ya begitulah katanya
Namun sewaktu melihat foto-foto pemandangannya masyaaAllah indah banget, sejuk, ditambah dukungan komentar-komentar dari para guide maps yang membuat semangatku memacu ingin kesana.

"Bismillah! Oke kesana, aku tidak sendiri melainkan bersama Allah yang siap melindungiku"

Singkat cerita, alhamdulillah aku bisa sampai di atas (bukit) dan masyaaAllah takjub, indah banget pemandangannya. Ada selat Madura disisi kiri (foto), kalau malam bisa terlihat jembatan Suramadu dengan cahaya lampu yang menghiasinya. MasyaaAllah Allahu akbar indah sekali.

Disini aku bertemu dengan bapak Simbar namanya, beliau bercerita dan aku mendengsrkannya dengan seksama.
Ada satu kalimat yang masih melekat dalam pikiran, yaitu "pegang teguh prinsip, harus kuat, istiqomah memang susah apalagi banyaknya aktifitas. Lakukan apa yang biasa dilakukan."

"Iya pak, namun terkadang manusia khawatir soal rejeki"

"Ndak usah takut, Allah sudah menjamin. Saya disini kadang ada yang memberi 10.000 stau berapapun alhamdulillah saya terima dengan penuh syukur."

"Bapak sudah berapa lama disini? Rumahnya didekat sini?"

"Saya asli Mojokerto, disini sudah lama, mengabdi menjaga tempat ini. Disini tempat yang damai untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah."

"MasyaaAllah.."

"Saya doakan agar mbak mendapat jodoh yang setia, yang dapat diajak bekerja sama dalam berumah tangga dan bertahan sampai kapan pun (di akhirat)"

"Aamiin yaa Robbal 'alamiin. Terima kasih bapak sudah didoakan dan ditemani selama disini, saya pamit mau pulang."

"Hati-hati, jangan ngebut di jalanan, pelan yang penting selamat."

Kami pun berpisah..

Sejarah singkat bisa klik link: https://petikanlangkah.blogspot.com/2020/01/situs-kedaton-sunan-giri-gresik.html

๐ŸŒฑ Di atas adalah beberapa perbincangan singkat antara aku dengan bapak tersebut, ada beberapa kalimat yang tidak kuceritakan disini hanya menceritakan garis intinya saja.
Apa yang kamu ingin gapai, kamu tuju lakukanlah dengan penuh keyakinan dan optimis. Meskipun ada saja yang membuat semangatmu down tapi percayalah ada Allah tempatmu menaruh do'a dan harap.
Jalan hidup akan terasa hampa bahkan hambar ketika tidak ada mereka yang bercuit mengiringi langkah kakimu. ๐ŸŒฑ