Adzan subuh sudah berkumandang
Waktunya untuk menunaikan kewajiban
Nampak secerca cahaya dari luar jendela
Rupanya sang mentari sudah bangun dari tidur malamnya
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00
Saatnya bersiap dan bergegas menuju sekolah
"Samean mau kemana?"
"Mau ke sekolah mbak, ada UAS hari ini"
(terbesit dalam pikiran, "ke sekolah? Pakai baju biasa?, bukan selayaknya seragam guru. Jadi penasaran.")
"Aku boleh ikut? Pengen tau sekolahnya seperti apa"
"Boleh mbak, mari kalo ikut."
Ditengah perjalanan aku kaget, jalan yang kami lalui berlekok-lekok dan naik-turun layaknya meraungi sebuah lembah yang begitu rumit.
Sontak aku kaget dan sempat ingin kembali turun saja namun karena sudah hampir setengah perjalanan tanggung jadinya, lagian tidak hafal jalan pulang😅, yasudah lanjut saja.
Alhamdulillah sampai juga dilokasi, tidak ada sinyal🙈 untungnya ada wifi disini setidaknya dapat membantu dalam berkomunikasi.
"Ini sekolahnya? (dengan keheranan)"
"Iya mbak, di sini ya sukarela gitu pengajarnya."
"Lalu, ini ujiannya dimana?"
"Ujiannya di rumah salah satu siswa, karena keadaannya seperti ini (pandemi). Mbak mau ikut?"
"Hmm.. memang boleh?"
"Boleh mbak, mari"
Akupun berangkat mengikuti teman baruku ini, lokasi rumahnya turun di bawah sekolah dan terbagi menjadi 2 rumah (1 rumah untuk kelas 7, rumah kedua 8 dan 9)
Ujianpun dimulai dan diikuti beberapa anak, sebagian tidak masuk.
Ya seperti ujian sekolah pada umumnya hanya saja ini di rumah. Saat mereka saling berbicara bahasanya ada yang kurang kumengerti dan mereka banyak tertawa😄 akupun ikut tersenyum melihatnya meskipun tak tau apa yang mereka bahas.
"Dek enak ujian di rumah atau di sekolah?"
"Enak di sekolah bu."
Pertanyaan singkat yang terucap dari bibir ini kepada mereka yang menjalani ujian di rumah. Iya, UAS pada tingkat SMPI Ulul Albab yang dibagi menjadi dua rumah untuk menjalankan ujian.
🌱 MasyaaAllah sebuah perjuangan dalam menjadi pengajar dan pendidik mereka. Menempuh perjalanan yang cukup panjang dari rumah menuju lokasi ini, bagiku ini hal ekstrim yang pernah kutempuh karena biasanya dibonceng tapi kali ini menyetir sendiri. Jalannya naik dan naik, turun dan menurun ketika pulang (dari sekolah).
Melihat mereka (temanku) bersemangat dalam mengajar
Melihat mereka (murid) bersemangat dalam belajar
Membuatku malu ketika ingin berhenti belajar
Serta bayangan perjuanganku dulu muncul kembali
Tergugah akan energi semangat mereka
MasyaaAllah, perjuangan dan pengabdian akan berbuah pada waktu yang dikehendaki-Nya. 🌱
Terima kasih teruntuk Putri dan Suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentar yang baik dan bijak, semoga menginspirasi :)