Minal 'aidzin wal waidzin, mohon maaf lahir dan batin
Kali ini aku akan menceritakan terkait lebaran di tengah pandemi copid-19 sekarang ini.
Seperti yang kita tau kalo harus physical distancing, #stayathome dan dilarang mudik. Iya, semua serba online, hm.. yang biasanya sudah prepare buat pulang ke desa, menyiapkan ini-itu, siapin angpao buat ponakan, nyiapin baju baru, buat dipakai dihari yang spesial, temu kangen dengan keluarga dan saudara. MasyaaAllah indah banget namun semua itu tidak terjadi ditahun ini, iya tahun pandemi yang dimana semua dibatasi namun masih ada cara untuk tetap berlebaran dengan video call online, menyatukan semua dalam 1 aplikasi dan koneksi. Yah.. meskipun kurang terasa nikmat kebersamaannya namun setidaknya cukup terobati rasa rindu ini bersama semuanya.
"Ini nggak adil!"
"Aku kangen emak bapak*
"Aku ingin pulang ke desa tapi karena corona aku menjadi terpenjara di sini", dst
Kurang lebih seperti itu kan suara jeritan hati?
Iya, sama aku juga namun jika tetap memaksakan hal itu dengan melanggar protokol yang ada bukankah termasuk egois namanya?
Disaat para tim medis sedang berupaya mengobati kita, menyelamatkan nyawa jutaan bahkan milyaran manusia kita justru malah tidak turut membantu mereka?
Subhanallah, disisi lain mereka pun juga ingin pulang, berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara mereka.
Jika menuntut keadilan lalu apakah kita sudah adil terhadap mereka yang terpenjara hanya di satu tempat saja?
Mereka yang harus melayani masyarakat, menjalankan masa isolasi bahkan karantina yang terpisah dari keluarga.
Disisi lain tidak mengeluarkan uang banyak untuk menyiapkan angpau, ada juga karena segan tidak memberi menjadi memberi.
Menyiapkan makanan untuk dihidangkan ke para tamu yang bergantian datang, ada juga yang datang duduk sebentar dapat angpau lalu berpamitan pindah ke rumah sebelahnya tanpa memakan hidangan yang ada.
Apa suka jika ada tamu seperti itu?
Ada juga yang tahan berjam-jam lamanya hanya untuk membeli baju baru, soal harga urutan sekian yang penting tampil cantik dan beda. Terus dipost di socmed. Ya Allah.
Terkadang aku juga suka post foto cuman kalo harga mikir 3x dulu😅
Oiya ingat akan kiriman kata-kata ini:
1. Ketika tangan tak mampu menjabat, kaki tak dapat melangkah, hanya hati yang mampu berbisik, mohon maaf atas segala kesalahan. Taqabalallahu minna wa minkum, selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H.
Sumber: https://m.detik.com/news/berita/d-4576273/25-ucapan-idul-fitri-yang-cocok-untuk-update-whatsapp-dan-instagram
2. Meski tangan tidak bisa berjabat
Meski ucapan tidak bisa terdengar
Karena jarak dan waktu memisahkan
Dengan tulisan ini aku bisa ucapkan
Selamat hari raya idul fitri
Minal aidhin walfaizin mohon maaf lahir dan batin
Meski ucapan tidak bisa terdengar
Karena jarak dan waktu memisahkan
Dengan tulisan ini aku bisa ucapkan
Selamat hari raya idul fitri
Minal aidhin walfaizin mohon maaf lahir dan batin
Itu kata-kata yang sering kudapat dari banyak chatting di WhatsApp tahun lalu bahkan tahun sebelumnya.
Sejenak aku termenung:
Apakah ini seleksi alam?
Allah mengabulkan kalimat-kalimat itu dan terjadi ditahun ini.
Iya padahal internet sudah ada sejak lama dan video call pun juga sudah tersedia namun masyaaAllah semua terlihat nampak dan benar-benar dibutuhkan baru ditahun ini.
Copid-19 benar-benar mengendalikan alam bumi (manusia).
MasyaaAllah Maha Besar Allah.
🌱 Pasti ada hal baik dan buruk yang terjadi dibalik setiap peristiwa/kejadian apapun di alam ini. Ada hikmah dan pelajaran yang dapat benar-benar diambil terutama ditahun 2020 ini. Iya salah satunya meninggalkan budaya berjabat tangan bagi yang bukan mahramnya, berkunjung yang tanpa memakan hidangan yang sudah disediakan (hanya bersalaman lalu pergi), upload foto selfie dengan kemewahan dan kemeriahan yang ada (terutama wanita). MasyaaAllah, sepertinya langit dan bumi sudah tak tahan dengan ulah penghuni bumi (manusia) sehingga menampakkan semua ini. Terutama sampah yang tiada berangsur membaik.
Kepedulian, kepekaan, kedekatan, dan sebagainya menjadi hal penting yang dirasa saat ini.
Aku yakin pandemi akan segera berakhir dan sementara ini yukk perbaiki diri dengan menerapkan norma-norma Islam yang sebagaimana mestinya terutama kebersihan. 🌱
Aku yakin kita pasti bisa, kita kompak melawan copid-19, bersatu demi pulihnya bumi ini kembali dan setelahnya lebih menjaga hal baik agar tidak menimbulkan hal buruk dan memperbaiki yang awalnya buruk menjadi baik tahap demi tahap.
SEMANGAT!!!🔥
luar biasa, sebuah narasi tentang kondisi terkini dikala pandemi, sarat hikmah, cermat mengamati kondisi masyarakat yg dikaitkan dengan syariat, teope begete lah fokoke, lanjutkan kawans
BalasHapus