Malang -
Hari itu pertama kalinya ku pergi jauh ke luar kota seorang diri hanya untuk menemuimu, menemui dan berobat kepadamu. Kamu menurunkanku di Alun-alun kota Malang dan berpamitan pergi karena ada kesibukan. Berjam-jam lamanya ku menunggu seorang diri, di tempat yang sebelumnya belum kudatangi. Berjalan kesana-kemari tanpa mengerti "untuk apa aku disini? apa yang dapat kulakukan selama menunggumu disini?"
Terdengar teriakan yang cukup menghebohkan, aku menoleh dan melihat sedang ada acara jalan sehat disitu "oh..pantas sekali heboh sedang berlangsung undian.." Aku berjalan menghampiri tempat itu, aku melihat dan terasa sangat ramai dengan kerumunan banyak orang. "aku tak suka tempat ini terlalu ramai, aku tak suka kebisingan" karena aku tergolong anak intovert yang lebih suka sepih dan sunyi maka aku berjalan menuju arah Masjid, menaiki tangga demi tangga dan duduk memojok sebelah kanan masjid. Melihat betapa penuhnya lapangan itu dan hampir larut dalam lamunan kegabutan, kejenuhan karena menunggu!
Waktu terus berputar gemericik hujan pun datang membasahi kerumunan di lapangan. Aku putuskan untuk mencari tempat lain yang kusuka -taman- ku berjalan mengikuti petunjuk pada Maps, menyeberang dan berjalan seorang diri -hanya aku dan langit-.
Aku merasa lelah, lapar dan haus namun tak ada yang berjualan nasi di perumahan itu. Karena sudah tidak sanggup berjalan aku duduk di sebuah taman dan melihat sekeliling secara perlahan,"aku teringat aku punya buah Salak di dalam tas, alhamdulillah setidaknya untuk mengganjal perut".
Tetiba turun hujan cukup deras, aku berlari kesana-kemari mencari tempat berteduh namun tak terdapat satupun hanya tempat duduk dengan beratapkan seperti sebuah kain berwarna hitam transparan, berlubang kecil-kecil untuk menadah buah agar tak jatuh ke tanah. Aku berteduh di bawahnya dengan memakai jaket waterproof untuk menghalau air dari badanku. Begitu dingin terasa dan tak kunjung reda hingga aku nekat untuk lari keluar mencari Masjid dan mengeringkan badan.
Tanpa Maps aku berjalan dan berhenti di tengah jalan karena ini dimana? dimana Masjid Jami; berada? handphone dalam keadaan low battery aku butuh petunjuk dan beristirahat kepalaku sudah terasa pusing.
Aku terus berjalan dengan terus berdo'a dan alhamdulillah terlihat Masjid di seberang kanan jalan. Aku masuk dan tidur di terasnya namun tak nyaman karena jilbab basah dan dingin. Menuju toilet untuk sekedar cuci muka dan gosok gigi dikenakan tarif setara mandi Rp 10.000-, tau gitu mandi sekalian tadi.
Sekitar pukul 14.00 handphone berdering ada 3 panggilan tak terjawab darinya! ia sms dan aku membalasnya memberitahu posisiku sekarang. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 akupun keluar menuju teras Masjid dan ingin segera tidur di dlamanya namun ia sudah berada diparkiran Masjid, terlihat kepanikan pada wajahnya dan ketakutanku akan kemarahannya.
Benar ia memarahiku! aku hanya diam dan mendengarkan menahan rasa pusing karena jilbabku yang basah.
"kamu mau makan apa?" ia bertanya kepadaku
terserah.
"makan soto mau?"
iya.
Aku memesan dada dan ia kepala, pas kumakan "kok gini ya rasanya? tidak ada rasa asin sama sekali, beda dengan soto di Surabaya. Aku tak suka" "iya karena tidak memakai msg, habiskan" jawabnya
Disini duduk berhadapan denganmu dengan suasana hujan yang begitu dingin, makan pada meja yang sama (orang yang baru berjumpa) terasa campur aduk perasaanku: marah, kesal, nikmat, hangat, ingin pulang, ah.. begitu tak jelas. Tak ada kata satupun yang dapat mewakili penyebutan perasaan campur aduk ini. .
Sabtu, 29 Desember 2018
Handphone Hilang
Ada seorang temanku bernama Rossa, ia kehilangan handphone milik satu-satunya. Ia panik dan kebingungan "dimana handphoneku? Aduh.. Aku tak bisa hidup tanpa handphone" ia bertanya-tanya dalam dirinya sendiri dan mencari.
Aku bertanya kepadanya, Kenapa whatsApp kamu centang?
"iya mbak handphoneku hilang"
Lalu sekarang pakai handphone apa?
"belum mbak"
Bagaimana aku dapat menghubungimu?
"di facebook messanger bisa mbak untuk sementara waktu"
Beberapa hari ia tidak dapat berkomunikasi secara intens di social media, hanya facebook yang ia dapat gunakan. Akupun menjadi risau akan keadannya dan kabarnya, bertemu hanya sebentar di kampus.
Apakah kalian juga pernah mengalami hal tersebut?
Aku dulu pernah sampai berulang kali.
Hampir setiap detik, menit, dan jam berputar kita tak lepas dari memegang handphone. Bahkan dalam tidur malampun tak terasa handphone berada dalam dekapan kita. Bermain handphone disaat sedang susah tidur (insomnia) hingga tertidur dengan sendirinya.
Dapat juga sedang nikmatnya tidur tetiba bangun di malam hari dan memegang handphone, jika tidak ada dicari hingga ketemu dan sampai di genggaman tangan.
Itulah beberapa hal yang terjadi dan masih banyak kejadian yang dialami.
Darisitu ada penngajaran yang tersimpan:
Musibah datang tidak hanya selain dari Allah melainkan dapat saja diri kita sendiri yang teledor atau kurang memperhatikan situasi kondisi.
Dalam hal spiritual:
Bisa jadi Allah menegurmu yang karena hampir setiap saat kamu selalu bersama dengan barangmu itu, lalu Allah dikemanakan?
Dalam lingkungan:
Pernah merasakan terasingkan oleh lingkungan?
Mungkin bukan lingkungan yang mengasingkan kita melainkan kitalah yang mengasingkan diri sendiri dengan sibuk bermain handphone. Pada saat berkumpul bersama teman, dalam sekolah maupun berkendara pasti tak lepas dari yang namanya handphone. Dalam hal penting maupun tidak.
Kurangi waktu bersama handphone, luangkan hidupmu pada dunia nyata.
Bijak-bijaklah dalam menggunakan barang elektronik dan sempatkan dirimu untuk beristirahat dari gemuruh dunia social media.
Salam berhijrah.
Jumat, 21 Desember 2018
Reframing: Ambil Positif Buang Negatif
Terjadi sebuah perbincangan antara Hijra (admin) dengan customer:
"mbak rumahnya dimana?"
Di Surabaya, rungkut pak.
"lho iya ta mbak? Saya biasa menjemput ponakan disitu tapi sekarang sudah tidak karena sudah ada yang menjemputnya"
Gitu ya pak.
"mbak jaga sendirian?"
Ndak pak, disini ada dua shift pagi dan sore, saya sampai pukul 16.30 karena malamnya kuliah pak dan sebentar lagi waktunya pergantian.
"loh kuliah tingkat (semester) berapa mbak?"
Semester 7 pak
"wah sudah mau selesai ya mbak, sudah berapa lama mbak kerja disini?"
Dulu 1 tahun pak lalu ada jeda sedikit saya keluar lalu dapat 3 bulan masuk kembali disini.
"kerja di pabrik mbak?"
Ndak pak, pernah kerja di pabrik hanya 1-2 hari sudah keluar, paling lama di pabrik sendok 5 hari sudah ndak dilanjut kembali. Karena ndak betah kerja di situ.
"jangan mbak, kerja itu jangan pasrah, lulus SMK masuk pabrik, lulusan tinggi masuk pabrik. Hidup jangan pasrah harus punya tujuan, besok di sekolah ini, kerja ini, jadi ini. Anak-anak saya, saya gitukan mbak saya beri pengarahan dan motivasi. Ada anak saya sudah kelas 3 SMP saya tanya "nak mau jadi apa? Jadi seperti ayah kerja di pabrik. Jangan nak jangan. Kamu harus punya cita-cita, tau jadi apa selanjutnya. Masa depan kamu lebih panjang dari ayah, kamu masuk SMK ini/itu ayah dukung, ayah beri modal yang penting jangan jadi ayah. Meskipun ayah orang yang ndak punya ayah akan berusaha agar kamu mencapai cita-cita kamu dan memberi modal padamu."
Akhirnya anak saya dengan sendirinya bilang gini mbak "yah aku mau masuk kepolisian, iya ayah dukung".
Alhamdulillah, motivasi terbesar ada pada keluarga pak.
"iya mbak jadi jangan mudah pasrah, kalau mau bisa cari yang lain. Kakak-kakaknya juga memotivasi anak saya itu, kakaknya sudah masuk kepolisian dan satunya masih tes Angkatan Udara, tinggal anak saya ini harus lanjut. Ada ponakan saya juga beri pengarahan dan motivasi agar punya kerja yang ada masa depannya."
Begitu ya pak, ini resinya. Terima kasih.
"makasih mbak"
Sama-sama.
Terima kasih juga untuk sesi sharingnya, sallut dengan bapak, bersyukur yang punya bapak dapat memotivasi anak-anaknya. π
Begitulah sedikit cuplikan yang terjadi diantara admin dnegan customernya. Ambil pelajaran dari kisah perbincangan tersebut.
Selamat membaca.
"mbak rumahnya dimana?"
Di Surabaya, rungkut pak.
"lho iya ta mbak? Saya biasa menjemput ponakan disitu tapi sekarang sudah tidak karena sudah ada yang menjemputnya"
Gitu ya pak.
"mbak jaga sendirian?"
Ndak pak, disini ada dua shift pagi dan sore, saya sampai pukul 16.30 karena malamnya kuliah pak dan sebentar lagi waktunya pergantian.
"loh kuliah tingkat (semester) berapa mbak?"
Semester 7 pak
"wah sudah mau selesai ya mbak, sudah berapa lama mbak kerja disini?"
Dulu 1 tahun pak lalu ada jeda sedikit saya keluar lalu dapat 3 bulan masuk kembali disini.
"kerja di pabrik mbak?"
Ndak pak, pernah kerja di pabrik hanya 1-2 hari sudah keluar, paling lama di pabrik sendok 5 hari sudah ndak dilanjut kembali. Karena ndak betah kerja di situ.
"jangan mbak, kerja itu jangan pasrah, lulus SMK masuk pabrik, lulusan tinggi masuk pabrik. Hidup jangan pasrah harus punya tujuan, besok di sekolah ini, kerja ini, jadi ini. Anak-anak saya, saya gitukan mbak saya beri pengarahan dan motivasi. Ada anak saya sudah kelas 3 SMP saya tanya "nak mau jadi apa? Jadi seperti ayah kerja di pabrik. Jangan nak jangan. Kamu harus punya cita-cita, tau jadi apa selanjutnya. Masa depan kamu lebih panjang dari ayah, kamu masuk SMK ini/itu ayah dukung, ayah beri modal yang penting jangan jadi ayah. Meskipun ayah orang yang ndak punya ayah akan berusaha agar kamu mencapai cita-cita kamu dan memberi modal padamu."
Akhirnya anak saya dengan sendirinya bilang gini mbak "yah aku mau masuk kepolisian, iya ayah dukung".
Alhamdulillah, motivasi terbesar ada pada keluarga pak.
"iya mbak jadi jangan mudah pasrah, kalau mau bisa cari yang lain. Kakak-kakaknya juga memotivasi anak saya itu, kakaknya sudah masuk kepolisian dan satunya masih tes Angkatan Udara, tinggal anak saya ini harus lanjut. Ada ponakan saya juga beri pengarahan dan motivasi agar punya kerja yang ada masa depannya."
Begitu ya pak, ini resinya. Terima kasih.
"makasih mbak"
Sama-sama.
Terima kasih juga untuk sesi sharingnya, sallut dengan bapak, bersyukur yang punya bapak dapat memotivasi anak-anaknya. π
Begitulah sedikit cuplikan yang terjadi diantara admin dnegan customernya. Ambil pelajaran dari kisah perbincangan tersebut.
Selamat membaca.
Pahlawan Lingkungan
Malam itu Surabaya diguyur hujan deras, berkabut dan menusuk mata. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 pertanda kuliah sudah selesai dan aku putuskan untuk pulang, mengendarai motor seorang diri dan menerjang hujan untuk pulang ke rumah.. Melewati sebuah gang dan disitu terlihat ada dua orang laki-laki sedang mengambil tempat sampah - dimasukkan ke dalam gerobak, mereka tidak memakai jas hujan ataupun pelindung apapun, mereka hujan-hujan mengambili sampah karena sudah menumpuk dan menimbulkan bau yang tak sedap, itulah tugas dan tanggung jawab seorang tukang sampah.
"kenapa ndak pakai jas hujan? apakah tidak punya atau tak sanggup membeli? memang upah tukamg sampah berapa? bukankah menjaga kesehatan juga penting disamping menjaga kebersihan kampung?" begitu gumamku.
Ketika mereka berhenti sejenak akupun permisi dengan mengutas senyum kepada mereka, memberi tanda bahwa aku menghargai dan sallut kepada mereka.
π± Memandang ke atas memang terasa enak dan nikmat namun pernahkah mencoba sekali saja melihat ke bawahmu?. Pekerjaan mereka memang kotor dan terkadang dipandang sebelah mata/kurang dipandang. Dengan gaji yang tak seberapa besar mereka melakukannya, menjalankan tugasnya sebagai pembersih lingkungan dan memenuhi kewajiban kepada warga untuk menjaga kebersihan.
Lalu bukankah seharusnya kita juga demikian? Sebagai generasi muda selanjutnya. π±
Lalu bukankah seharusnya kita juga demikian? Sebagai generasi muda selanjutnya. π±
Senin, 17 Desember 2018
Sanubari Kehidupan: Kawan Kecil
Aku bersyukur akan hadirnya dirimu
Aku beruntung mendapatimu mengiringi langkahku
Kamu..
Yang ada dari sejak masa anak-anak hingga kini
Selalu bersama dalam suka nan duka
Kuteringat ketika dulu kita bertengkar dan bermusuhan hanya karena masalah sepele, kata orang Jawa "ndak bolo-boloan" kalo udah baikan boloan lagi, dengan saling menempelkan kedua ibu jari dan digesekkan.
Lucu ya kalo diingat-ingat.. π
Terasa flashback kembali ke zaman dimana masih polos-polosnya dan lugu.
Ahh.. Masa anak-anak yang tak dapat diulang namun cukup dikenang dalam ingatan.
Terima kasih untukmu kawan kecil.
Jumat, 14 Desember 2018
Sanubari Kehidupan: Rindu
Malam ini berbisik padaku,
Ia berkata bahwa "Aku merindukanmuπ’, merindukan kebersamaan bersamamu, merindu akan hadirnya dirimu bersamaku"
Izinkan aku untuk berlinang air mata mengenang saat-saat indah bersamamu
Aku yang merindukanmu
Hanya dapat memandangi foto-foto keceriaan kita yang sedang menikmati kesejukan di sana
Berlari dan menari bersama di bawah rintikan hujan
Ketika yang lain berteduh aku dan kamu menembus hujan seakan hujan bukanlah penghalang untuk menikmati pemandangan dan bersenang-senang, hujan adalah berkah dan terasa sangat nikmat.
- Salam Sanubari Rindu, Ros -
Senin, 19 November 2018
Semangat Dari Harum
"gunungnya pendek kok mbak dan mudah jalurnya" kata Harum
"oke kalo gitu" jawabku
Sampai disana malam hari dan memulai tracking dengan senter kepala seadanya.
Jujur saja aku merasa takut karena tidak ada pendaki yang lain, hanya kami berdua saja saat itu.
"gelap sekali, kemana pendaki yang lain? berbeda dengan mendaki di Ijen waktu lalu"
"iya karena Ijen itu seperti wisata yang mendakinya beramai-ramai, kalau ini baru mendaki yang sebenarnya" jawabnya
"oh begitu.."
Sampai tengah perjalanan tubuh mulai lemas dan punggung sudah tak tahan lagi memanggul beratnya tas carrier.
Oh alam seberapa jauh lagi harus mencapaimu? tubuhku terlalu mungil untuk berjalan dengan beban seberat ini (hati berkata)
"istirahat sebentar mbak sambil memotret" π kata Harum
"iya aku juga mau minum"
Keheningan malam..
kubersandar pada sebuah batu
di atas padang rumput ini kumerasakan betapa dinginnya malam ini
cahaya lampu-lampu di bawah begitu indah, terlihat kecil namun mereka kompak menyinari langit malam
ahh.. begitu cantiknya malam ini, aku dan Harum.
Terbesit kata "aku ingin turun, meny.."
Seketika Harum mengatakan "ayok mbak tinggal sedikit lagi, kamu di Ijen bisa harusnya disini yang pendek juga malah bisa"
"iya" (terdiam merenungi kalimatnya dan bergegas berdiri melanjutkan perjalanan)
22.15 "itu di atas sudah terlihat cahaya, sebentar lagi sampai, ayok mbak keburu malem, agar dapat tempat mendirikan dan segera istirahat. Semangat, sebentar lagi sampai tidak boleh menyerah!"
24.00 Alhamdulillah sampai di Puthuk siwur, mendirikan tenda dan bergegas tidur untuk perjalanan pagi hari.
π± Saat pertengahan perjalanan aku hampir berputus asa dan menyerah, ingin rasanya kembali turun atau tidur di jalanan ini. Namun alam seakan mendorongku untuk terus menanjak ke atas dan tidak berhenti di pijakan ini. Harum yang dari pertengahan track terus memberi semangat "hampir sampai, pasti bisa" dan akhirnya alhamdulillah aku memang bisa meskipun memaksa.
Begitulah sejatinya teman memberi semangat dan mendukung dalam hal kebaikan bukan saling menyalahkan satu sama lain. Kompak.π±
Terima kasih untukmu dan next trip ..
Rabu, 24 Oktober 2018
Reframing : Mengubah Masalah Menjadi Sebuah Kesadaran Diri
Apa itu Reframing?
Reframing yaitu merubah suatu sudut pandang keburukan menjadi suatu kebaikan. . .
Begini, saya akan contohkan dengan sebuah kisah:
Jadi, kemarin saya transfer uang sampai 2x yang seharusnya hanya 1x saja. Karena saya lupa tidak ada notif di mobile banking akhirnya saya transfer lagi dengan nominal dan kode yang sama.
Alhasil uang yang kedua kalinya ndak masuk di aplikasi.
Saya sudah mengirim email ke CS bahkan ke pihak bank untuk uang saya direfund namun tidak bisa karena uang sudah terkirim pada pihak aplikasi dan harusnya konfirmasi dari pihak aplikasi.
Sampai sekarang pun tak kunjung ada balasan.
Apa yang dirasakan?
Kesal, marah dan bahkan menyalahkan diri sendiri, kenapa seceroboh ini? Apes sekali nasibku, lagi butuh juga.
Benar begitu?
Ya, saya pun demikian, menggerutu dan mengeluh kepada Allah swt.
Semalaman saya berdiam diri di kamar, menatap dinding atas kamar dengan secerca cahaya malam. lalu turun ke bawahnya saya melihat ada poster Ka'bah yang saya tempel di dinding.
Terceletuk sebuah bisikan "tak ingatkah kamu akan hutangmu di masa lalu? Dan sudah berapa lama kamu tidak menyisihkan uangmu untuk beramal?
Yah itu membuat saya tersadar bahwa kecerobohan saya ini untuk mengingatkan akan dosa di masa lalu dan ada hak orang lain di dalam harta saya. Allah mengingatkan kita untuk senantiasa beramal.
toh itu untuk kita sendiri bukan untuk siapapun ataupun untuk Allah karena Allah tidak membutuhkan semua itu melainkan kitalah yang membutuhkan Allah.
Dan masih ada banyak kejadian seperti itu yang terjadi di dalam kehidupan.
Ikhlaskan saja pasti ada hal baik yang akan datang setelahnya dan nantikan saja waktu tibanya.
Stay positive dear..^^
Terimakasih.
Reframing yaitu merubah suatu sudut pandang keburukan menjadi suatu kebaikan. . .
Begini, saya akan contohkan dengan sebuah kisah:
Jadi, kemarin saya transfer uang sampai 2x yang seharusnya hanya 1x saja. Karena saya lupa tidak ada notif di mobile banking akhirnya saya transfer lagi dengan nominal dan kode yang sama.
Alhasil uang yang kedua kalinya ndak masuk di aplikasi.
Saya sudah mengirim email ke CS bahkan ke pihak bank untuk uang saya direfund namun tidak bisa karena uang sudah terkirim pada pihak aplikasi dan harusnya konfirmasi dari pihak aplikasi.
Sampai sekarang pun tak kunjung ada balasan.
Apa yang dirasakan?
Kesal, marah dan bahkan menyalahkan diri sendiri, kenapa seceroboh ini? Apes sekali nasibku, lagi butuh juga.
Benar begitu?
Ya, saya pun demikian, menggerutu dan mengeluh kepada Allah swt.
Semalaman saya berdiam diri di kamar, menatap dinding atas kamar dengan secerca cahaya malam. lalu turun ke bawahnya saya melihat ada poster Ka'bah yang saya tempel di dinding.
Terceletuk sebuah bisikan "tak ingatkah kamu akan hutangmu di masa lalu? Dan sudah berapa lama kamu tidak menyisihkan uangmu untuk beramal?
Yah itu membuat saya tersadar bahwa kecerobohan saya ini untuk mengingatkan akan dosa di masa lalu dan ada hak orang lain di dalam harta saya. Allah mengingatkan kita untuk senantiasa beramal.
toh itu untuk kita sendiri bukan untuk siapapun ataupun untuk Allah karena Allah tidak membutuhkan semua itu melainkan kitalah yang membutuhkan Allah.
Dan masih ada banyak kejadian seperti itu yang terjadi di dalam kehidupan.
Ikhlaskan saja pasti ada hal baik yang akan datang setelahnya dan nantikan saja waktu tibanya.
Stay positive dear..^^
Terimakasih.
Sabtu, 20 Oktober 2018
Story Instagram
Beberapa menit lalu muncul sebuah rasa keinginan untuk melihat story seseorang..
Instagram temanku.
Akhirnya aku pun mengklik storynya dia dan..
You know apa itu?? Dia ngegunung.. Naik gunung yang sudah lama tak kudaki dan aku merindukannya.
Oh Tuhan kapan Engkau izinkan kesana kembali??
Serius sehisteris ini aku.. Temanku memakai busana yang lebar dan menutupkan kain pada sebagian wajahnya, hanya terlihat mata dan tangannya saja.
Yah.. Bercadar dan bergamis panjang nan cukup lebar (sesuai Syariat).
Dia bisa mendaki.. Ke gunung!
Yang sebelumnya kupikir mana ada orang macam itu mau naik kesini dan Allah membukakan mataku bahwa memang ada dan nyata! Dan dia itu teman lamaku. Yah.. Teman yang pertama kali mengajakku ke Kampusnya dan kajian-kajian.
Kupikir baru aku saja perempuan bergamis yang mendaki hingga sejauh ini namun Allah menunjukkan bukti nyata bahwa Siapapun dapat mendaki dengan busana yang tertutup sekalipun!
Tidak ada kata tidak dapat yang ada hanya Allah belum menyentuhmu. Itu saja.
Alhamdulillah. Allah Maha Besar. Selamat untukmu kawan yang akhirnya dapat sampai di atas kawah. Dan aku bersyukur dapat naik hingga puncak teratas kawah dan menyaksikan dua perbatasan alam yang berbeda.
Instagram temanku.
Akhirnya aku pun mengklik storynya dia dan..
You know apa itu?? Dia ngegunung.. Naik gunung yang sudah lama tak kudaki dan aku merindukannya.
Oh Tuhan kapan Engkau izinkan kesana kembali??
Serius sehisteris ini aku.. Temanku memakai busana yang lebar dan menutupkan kain pada sebagian wajahnya, hanya terlihat mata dan tangannya saja.
Yah.. Bercadar dan bergamis panjang nan cukup lebar (sesuai Syariat).
Dia bisa mendaki.. Ke gunung!
Yang sebelumnya kupikir mana ada orang macam itu mau naik kesini dan Allah membukakan mataku bahwa memang ada dan nyata! Dan dia itu teman lamaku. Yah.. Teman yang pertama kali mengajakku ke Kampusnya dan kajian-kajian.
Kupikir baru aku saja perempuan bergamis yang mendaki hingga sejauh ini namun Allah menunjukkan bukti nyata bahwa Siapapun dapat mendaki dengan busana yang tertutup sekalipun!
Tidak ada kata tidak dapat yang ada hanya Allah belum menyentuhmu. Itu saja.
Alhamdulillah. Allah Maha Besar. Selamat untukmu kawan yang akhirnya dapat sampai di atas kawah. Dan aku bersyukur dapat naik hingga puncak teratas kawah dan menyaksikan dua perbatasan alam yang berbeda.
Kamis, 18 Oktober 2018
Bolpoin Biru Yang Menghilang
Ada seorang anak sedang memainkan bolpoin dan kertas, sedangkan aku bermain handphone.
Seketika aku cek, bolpoin biru tidak ada, menghilang.
"bulpennya tadi dimana dek?" tanyaku
"tadi disini, tak taruh disini"
"ndak ada dek, hayo cari.."
"dimana mbak, tadi disini"
Sempat greget dan gemes ditanya malah balik tanya.
Lalu Aku duduk diam dan berpikir, kenapa bertanya pada anak kecil? bukankah anak taunya hanya main saja?
Aku yang salah kenapa tidak kucari saja..
Setelah lama diam dan berargumen akhirnya Aku berdiri dari tempat duduk, mengamati di sekitarku, di lantai and i see.. Terlihat dipinggiran pintu Penghapus yang kucari tadi pagi ketemu, sedangkan bolpoin yang menjadi hal utama belum. Aku melanjutkan berjalan melangkah ke depan arah pintu dan aku berhenti sejenak. ada sesuatu disini.. Otak menggerakkan kepala dan mata menengok ke samping kanan dan aku melihat ada tempat sampah mini hmm.. Apa mungkin ada di dalam sampah ini? Sepertinya..
Terlihat kertas lipatan berdiri tegak dan kuambil karena penasaran, kubuka dan that's right! Ketemu.
Bolpoin itu membuat kertas menjadi berdiri tegak sehingga wujudnya nampak jelas.
And kasus bolpoin biru done! ✔️
π± Setiap kejadian apapun itu pasti ada titik keluarnya, sama halnya ketika ada permasalahan dalam kehidupan. Ketika emosi meradang maka logika akan menumpul dan saling melempar kesalahan itu tidak akan menyelesaikan masalah. Cobalah untuk duduk dan diam, berpikir bersama menemukan solusinya. Berdoalah maka Tuhan akan senantiasa membantu. π±
Seketika aku cek, bolpoin biru tidak ada, menghilang.
"bulpennya tadi dimana dek?" tanyaku
"tadi disini, tak taruh disini"
"ndak ada dek, hayo cari.."
"dimana mbak, tadi disini"
Sempat greget dan gemes ditanya malah balik tanya.
Lalu Aku duduk diam dan berpikir, kenapa bertanya pada anak kecil? bukankah anak taunya hanya main saja?
Aku yang salah kenapa tidak kucari saja..
Setelah lama diam dan berargumen akhirnya Aku berdiri dari tempat duduk, mengamati di sekitarku, di lantai and i see.. Terlihat dipinggiran pintu Penghapus yang kucari tadi pagi ketemu, sedangkan bolpoin yang menjadi hal utama belum. Aku melanjutkan berjalan melangkah ke depan arah pintu dan aku berhenti sejenak. ada sesuatu disini.. Otak menggerakkan kepala dan mata menengok ke samping kanan dan aku melihat ada tempat sampah mini hmm.. Apa mungkin ada di dalam sampah ini? Sepertinya..
Terlihat kertas lipatan berdiri tegak dan kuambil karena penasaran, kubuka dan that's right! Ketemu.
Bolpoin itu membuat kertas menjadi berdiri tegak sehingga wujudnya nampak jelas.
And kasus bolpoin biru done! ✔️
π± Setiap kejadian apapun itu pasti ada titik keluarnya, sama halnya ketika ada permasalahan dalam kehidupan. Ketika emosi meradang maka logika akan menumpul dan saling melempar kesalahan itu tidak akan menyelesaikan masalah. Cobalah untuk duduk dan diam, berpikir bersama menemukan solusinya. Berdoalah maka Tuhan akan senantiasa membantu. π±
Jumat, 03 Agustus 2018
Puncak Ijen
Hal baru dalam hidupku, ceritaku
Butuh perjuangan hingga sampai ke atas sini
Menanjak, menurun, berbatu, berliku dan tak ada pagar yang dapat kupegang
Beruntungnya ada banyak orang yang senantiasa mau untuk kupegangi
Tak mudah hingga sampai ke atas sini
Dengan tetap mempertahankan diriku sebagai seorang muslimah,
Kaki yang terserimpet oleh baju sendiri, terinjak hingga hampir jatuh, terpeleset ketika menanjak pada tanah yang berkerikil dan keputus-asaan akan hal ini hampir menghampiriku
Sejenak ku beristirahat pada pohon di atas pasir ini
Aku menikmati sejenak langit malam, begitu hening dan indah dalam kegelapan, betapa cantiknya bulan dan bintang ibarat sebuah pasangan yang sedang memadu kasih.
Ketika ku tatap ke depan, menelisik dalam kegelapan, telihat sebuah kawah berwarna hijau dan mengeluarkan asap. MasyaaAllah sungguh indahnya ciptaan Allah..
Seketika semangat muncul dalam diri "Aku harus bisa! tanggung sudah sampai sini"
Semakin ku terdiam semakin dingin angin menerpaku
Semakin ku melangkahkan kaki tak terasa begitu dingin,
Semakin ku maju melangkahkan kaki ke depan mulai terlihat jelas puncak di ujung kawah
Meskipun kutak dapat melihat blue fire karena api yang keluar begitu kecil namun aku dapat melihat indahnya sun rise di puncak pegunungan Ijen.
Alhamdulillah.
π± Siapapun dapat mendaki
Permasalahan bukan ada pada "apa yang kamu kenakan" apa yang sudah dianjurkan dan dikodratkan kepada wanita "lakukanlah!" itu bukanlah suatu hal untuk menghambatmu. Kembali kepada dirimu sendiri "bagaimana mensiasatinya?" Islam itu indah dan Allah sudah mengatur dengan sedemikian rupa. Bersyukurlah pada setiap hal apapun itu. π±
Selasa, 24 Juli 2018
Positif dulu...
Waktu itu, aku sedang mencari masjid atau musholla terdekat untuk beribadah maghrib, setelah beberapa menit berjalan terlihat di depan sebuah Musholla yang berada pada sela-sela gang yang cukup memblusuk.
Akupun melepas alas kaki dan hendak ke tempat wudhu, tetiba terlihat seorang wanita sedang memakai celana dari bilik pintu. Sontak aku terkaget dan heran "ibu itu ngapain sih pakai disitu, kayak ndak ada toilet saja." (dalam hati berkata)
Dan.. benarr.. tidak ada toilet disitu, hanya tempat berwudhu saja.
Atau mungkin ada namun aku yang tidak mengetahuinya.
seusai itu wanita itupun keluar dan "Astaghfirulloh, ia seorang nenek" (dalam hati berkata)
yaa.. seorang nenek dengan kelainan fisik yang berbeda dari fisik normal.
Terus ku amati hendak kemana nenek itu?
" permisi ibu, nenek itu rumahnya dimana ya? " .
" rumahnya dekat-dekat sini mb, Blauran. Saya sempat bertemu 2x sama nenek itu, yang pertama kali waktu saya sholat sunnat. "nenek ini kenapa?". Terus pas saya sudah selesai sholat sunnat, saya tengok sudah ndak ada. Dan ketemu lagi sekarang. Ibu kasih lima ribuan dua tapi sebenarnya agak sungkan (ndak enak) ngasihnya."
" nenek itu apa memang seperti itu ya jalannya?
" sepertinya iya mb, maaf agak tergeser tulang belakangnya. Nenek itu wajahnya cantik dan putih. Kulitnya juga halus mb. "
Begitu percakapan singkat antara aku dan seorang Ibu yang sempat berbincang padanya.
π± Mudah sekali berprasangka buruk terhadap siapapun bahkan dalam kasus apapun pasti hal negatif yang muncul pertama kali dalam pikiran. Begitulah syaithan dengan mudah menjerumuskan pikiran dan hati manusia. Maka dari itu amati dan baru menyimpulkan. π±
Jumat, 13 Juli 2018
Wajah Kehidupan
Sore itu . . .
Saat perjalanan
pulang ke kota asal (Surabaya), Aku menaiki len berwarna biru, berkodekan AMH.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd20lC_64O8oyGLQbejVsi6w1BULCKuSW5bkCXL2yX2rf5Pon4xZSDawT4W2Z36LpkyHSLYxbdrhbTGFbsDtmVhLsaggbfUQbtJzKW0WPcuUxPOTP0BesO9VzF_mh6LrYAMayIURT0VnAq/s320/WhatsApp+Image+2018-07-13+at+12.33.25.jpeg)
“hati-hati nek, masuk ke
dalam, alon-alon (pelan-pelan).” Kata pak sopir.
Ketika sudah masuk dan duduk ku amati secara mendalam, Cukup membuatku terkejut melihat keadaan nenek itu yang jauh dari kata kesempurnaan fisik, yaa.. tidak ada jari-jemari pada
tangannya, hanya sebuah jempol dan seujung jari telunjuk. Hanya itu..
Berbeda denganku yang mempunyai tangan yang utuh, jari-jemari yang lengkap.
Berbeda denganku yang mempunyai tangan yang utuh, jari-jemari yang lengkap.
Astaghfirulloh.. masyaAllah..
dengan belanjaan dua kresek besar ia masih sanggup membawanya.
Oh.. Allah.. Ketika berbicara tak terlihat gigi di dalamnya. Namun masih lancar dalam berbicara dan bahasanya pun masih terdengar
jelas dan dapat dimengerti.
Akhirnya tibalah pada tujuanku di terminal
Arjosari, selanjutnya mencari bis Restu.
Setelah dapat dan duduk di dalamnya, pada setengah perjalanan ada
beberapa penjual asongan yang masuk, anak pengamen, seorang ibu yang bernyanyi
dengan senyum, dan ada satu yang membuatku begitu tersentuh. Yaitu seorang
bapak sedang memainkan gitarnya dan bernyanyi bahasa Inggris.
Mengapa? karena ia bernyanyi dengan tanpa gigi, yaa.. tanpa gigi dan seorang diri dengan gitarnya. Ia bernyanyi dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya, seakan cuek dengan apa kekurangannya. Menurutku, ia bernyanyi dengan tulus untuk menghibur para penumpang.
^ Yahh.. Itulah beragam wajah
kisah-kasih yang begitu banyak terjadi dalam dunia ini, bahkan terdapat di
sekitar kita. Sungguh malu rasanya, ketika aku yang masih jauh lebih muda dari
mereka mengeluh akan kerasnya kehidupan ini, mencari rejeki yang susah, malu
akan satu fisik yang berbeda. Sedangkan mereka masih dapat tersenyum ceria dan
bahkan menghibur kita (yang menikmatinya). Apalah tubuh ini jika hanya dapat
mengeluh dan mengeluh tanpa bangkit dan melangkah ke depan – lebih ke depan
hingga menuju titik cahaya kehidupan.
Mereka adalah wajah-wajah
masa depan, masa dimana yang akan kualami jua. ^
Kamis, 05 Juli 2018
Pesan dalam Puzzle
Ada seorang kakak namanya Kak Windy.
Ia sedang
menunjukkan kemampuan magicnya,
ia mengambil sebuah puzzle mini berwarna hijau
(aku merasakan begitu segar ketika memandangnya, seakan
melihat pemandangan alam yang terangkai pada sebuah teka-teki ini).
“ ini ada sebuah
puzzle utuh dan ketika saya ambil 1 bagian, maka akan ada 1 tempat yang
kosong. Pertanyaannya: bagaimana caranya agar puzzle ini utuh kembali tanpa
kepingan yang saya ambil tadi? Ada yang mau mencoba? “
Lalu..
Ada yang mencobanya dan
menyerah, peserta lain mencoba dan menyerah juga. Akhirnya aku beranikan diri untuk mencobanya karena saking
penasarannya “itu apaan sih? Ah.. mudah.. aku pasti bisa!” (dalam benak berkata)
Namun setelah ku coba ternyata biyuh.. sulitnya
ampun dan membuat gemass.. “ini gimana sih?
Aku bingung, aih.. nggak..nggak.. boleh nyerah, tadi udah bilang Pasti Bisa. Kalau
nyerah malu sama mulut.”
Ku bongkar-pasang, bongkar-pasang lagi tetap kurang 1, ku ulang lagi malah tak membentuk persegi. Datanglah 1
temanku mba' Hen namanya, ia juga penasaran “aku pernah lihat ini di instagram tapi
lupa caranya gimana”
Yasudah.. akhirnya kita
mengerjakannya bersama karena ya sama-sama penasarannya. Kalau dirumuskan dalam Matematika: penasaran + penasaran = jalan keluar.
Mengapa bisa begitu?
Jadi begini:
Berulang kali kami
mencobanya akhirnya berhasil. Horay.. akupun senyum-senyum sumringah gitu sama
temanku juga..
Eits.. jangan seneng
dulu. Kak Windy pun datang dan “sudah bisa, hidup sudah sempurnya lalu datang 1
masalah kecil dalam hidupmu, bagaimana membuatnya utuh?”
heheh.. wah.. dikerjain ini π (dalam hati berkata) oke..
aku harus coba! πͺ
“Ayok mb pasang lagi –
bongkar lagi – utek-utek lagi” heheh..
Bongkar - pasang lagi,
puter sana puter sini “eh kurang 1”
“wah susah ini” kata
temanku.
“semangat mba' harus
bisa! Harus!!”
“semangat-semangat!!”
(ada yang berkata)
“gimana? masih sulit?
Cari pondasinya dan jangan diubah. Mana pondasinya? Iya yang itu dan ada 1
lagi, benar” kata kak Windy
Setelah muter-muter
akhirnya utuh lagi seperti yang pertama. yeayy.. sempurna.
kak Windy pun datang
kembali “ada 1 tambahan masalah kecil lagi dalam hidup”
“ini untuk yang
terakhir kan ya?”
“iya, ini untuk
terakhir kalinya.”
Kami bongkar pasang
lagi, bongkar sebagian pasang beberapa, puter atas puter samping. “haduh gimana
ya” kata temanku.
“harus bisa! Harus! Untuk yang terakhir!” (dalam hati berkata)
Kami pun terdiam
sejenak, berpikir dan mengamati.
“coba ini taruh sini,
taruh situ” kata temanku
“oke.. yeah benar, ini
taruh bawah”
Beberapa jam kemudian, sampai
keringat pun netes dan ruangan terasa amat panas..
Alhamdulillah horayy akhirnya kami bisa.. sudah utuh sempurna tanpa cela sedikitpun ditengahnya.
Alhamdulillah horayy akhirnya kami bisa.. sudah utuh sempurna tanpa cela sedikitpun ditengahnya.
“Alhamdulillah”
Akupun bersalaman
dengan mb Hen. “Terimakasih” “sama-sama”
Kak Windy pun datang dan menjelaskan:
Seperti itulah
kehidupan, jika ada masalah temukan solusinya, cari solusinya. Sebenarnya
simple, tidak usah dibongkar semuanya cukup ambil beberapa bagian dan geser
kesini dan ini disini selesai. Pondasi yang kuat jangan pernah diubah, pertahankan!.”
“heheh.. terkadang orang mencari akar permasalahannya dulu” kataku.
“untuk apa? yang benar cari
solusinya.”
Kamipun berucap
“terimakasih.”
Daann.. sebagai
hadiahnya puzzle ini dapat kumiliki.
“huwaaa senangnyaa dapat hadiah ini setelah berjam-jam lamanya ku bergelut dengannya.. Alhamdulillah” (dalam hati berkata) π π
Sekali lagi terimakasih untuk kak Windy dan partner baruku mbak Heni. Kerjasama yang baik.
π± Terkadang dalam hidup
kita menemui satu kerikil yang cukup mengganggu dan uhh.. sangat amat mengesalkan dan
menganggap itu adalah sebuah musibah bahkan malapetaka dalam dunia ini. Namun
belum tentu orang lain menganggap seperti demikian. Bisa jadi hal itu adalah
sebuah hikmah Tuhan yang dikirim melalui sebuah kerikil. Yah.. kehidupan yang
tak serumit anggapan kita, jika kita mau merenung sejenak dan menemukan orang
yang tepat untuk memberi saran menuju jalan keluar bersama. π±
Salam Excellent.
Selasa, 03 Juli 2018
Bromo: Pesan Alam
Hey gunung.. Kau besar sekali
Menjulang tinggi melebihi jangkauanku namun kau terlihat dekat dalam pandanganku
Aku berjalan untuk merayapi tubuhmu..
banyak kerikil yang menyandungku dan desiran debu yang mengganggu hidungku
kadang terjatuh kadang hampir masuk lubang
Akankah aku bisa mencapaimu? Aku begitu lelah
Kau sangat tinggi sedangkan aku begitu kecil di sini
Akupun istirahat sejenak dan ada yang berbisik "tidak, ayo bangkit!"
Akhirnya aku pun berusaha bangkit dan melangkah menghampirimu
yah.. aku hampir mencapai tubuhmu.. hampir..
namun.. ada yang memanggilku
Ia adalah sang Waktu.
Ia berkata "berhentilah, malam hampir tiba dan sudah ada yang menunggumu di bawah. Turun dan pulanglah"
"mengapa kamu begitu? Kau ingin menghentikan langkahku? Aku tidak mau, aku takkan berhenti sebelum mencapai puncak di atas! Aku ingin menggapainya."
Gunung pun menjawab "berbalik bukanlah sebuah kekalahan ataupun akhir dalam perjuangan. Melainkan ada hal yang memang harus kamu prioritaskan untuk kebaikanmu dan kebaikan bersama. Aku cukup bangga denganmu yang gigih sampai sejauh ini, sudah setengah perjalanan kau lalui dan lekas turunlah sekarang. sudah banyak yang menantimu di bawah.
Turunlah tanpa rasa kesal, kekecewaan bahkan penyesalan. Itu akan membuatmu terasa ringan untuk menerima semua ini.
Yakinlah suatu saat kau akan mencapai puncak bahkan puncak setinggi Gunung Everest."
Teruskan Perjuanganmu.!!
π±π²
Selasa, 26 Juni 2018
Titik Cahaya
Alkisah ada seorang anak yang terjatuh ke dalam goa yang
sangat dalam dan curam.
Ia terperangkap sendirian penuh kegelapan, ketakutan, tak ada
kehidupan apapun di dalamnya, hanya ia seorang diri.
Ia berjalan kesana-kemari mencari alat untuk dapat keluar
namun sia-sia saja, ia terus berpikir dan berpikir “bagaimana caranya keluar
dari tempat ini?”
Ia kelaparan, kebingungan “tolooongg.. siapapun tolong aku.!!”
Namun seakan percuma saja ia berteriak sekencang apapun takkan ada yang
mendengarnya, hanya suaranya sendiri yang bergema di dalam goa.
Seluruh daya upaya sudah ia kerahkan untuk mencari jalan
keluar sampai pada akhirnya ia merasa lemas dan terjatuh, begitu lemah tak
berdaya, begitu lunglai tubuhnya.
Ia merasa kesepian, menangis seorang diri, “aku
ingin keluar, aku takut disini, tolong..”
Ia lupa akan berdoa kepada TuhanNya, ia terlalu percaya diri
mengandalkan akalnya tanpa meminta bantuan. Sampai ia terlelap dalam kesakitannya
yang penuh derita.
Ia menyerah penuh kepasrahan dan tanpa sadar ia berdoa “Tuhan
tolonglah aku Tuhan, keluarkan aku dari tempat mengerikan ini! Tuhan..”
Hembusan angin datang menyapa merasuk ke dalam tubuhnya, begitu
segar dan sejuk, rasa lapar dan haus hilang begitu saja. Ia merasakan ada sebuah
energi baru di dalam tubuhnya.
Ia pun bangkit dari tidur lelapnya dan ia mendengar sebuah
teriakan “hey .. yang ada di bawah, pegang tali ini dan kami akan menarikmu!” ia
pun bergegas mengikatkan tali itu pada tubuhnya dan berpegang erat. ia
menarik-narik tali itu pertanda ia siap untuk ditarik “kami akan menarikmu!”
Dengan sekuat tenaga mereka menarik tali itu bersama-sama dan
akhirnya mereka berhasil. Ia pun keluar dari goa tersebut “hwah.. akhirnya aku
berhasil keluar dari tempat yang penuh gelap gulita itu. Alhamdulillah..alhamdulillah
aku bersyukur padaMu Tuhan, Engkau begitu baik padaku. Maaf telah melupakanMu.”
π± Ibarat seperti itulah kehidupan ini, yang terkadang jatuh
pada lubang yang penuh dengan dilema bahkan kecuraman, jika tak melibatkan
Allah dalam setiap petikan langkah kita. Tuhan tidak akan mengizinkan hambaNya
untuk menyerah bahkan jatuh pada kubangan hitam. senantiasalah ingat padaNya. Disitulah
Tuhan sedang menyentuhmu. Tuhan selalu dekat dengan kita jika kita mampu
memaknainya. Ikut sertakanlah Tuhan dalam setiap hembusan nafasmu maka apapun
pasti dapat kau lewati dengan atas izinNya. π±
Itulah sekilas cerita dari Cherry yang menemukan titik cahaya dalam
hidupnya.
Jumat, 22 Juni 2018
Risalah Hati
Langit begitu indah menawan
Bumi begitu beragam dengan kisah-kasihnya
Pilu maupun ceria semua tergambar jelas pada kehidupan ini
Aku mengadu pada langit "kenapa semua jalan menjadi seperti ini? begitu suram dan runyam. ku tak habis pikir denganmu"
Udara pun berbisik "tenanglah, Tuhan bersamamu. Jika kamu menyerah hidupmu akan menjadi sia-sia saja. Langit bumi menjadi saksi atas perjuangan hidupmu, langkahmu dan semua asa yang kau rasa."
Bumi berkata "aku cukup kuat untuk menopang jutaan makhluk bahkan sangat kuat jika hanya menopang air matamu. Kau begitu lemah, jika kau hanya terus membungkuk dan mengeluh. Haruskah aku menelanmu saat ini juga? sedangkan jejakmu saja belum nampak padaku."
Langit pun menjawab "menangislah sepuasmu, berteriaklah sampai kau tak dapat bersuara. Aku siap mendengarmu. Namun cukup sebentar saja. Dan apa kau lupa padaku? yang kau beri titipan untuk menyimpan semua angan-anganmu. Menanti akan kau ambil dalam gapaianmu.
hey.. bangkitlah.!! Tuhan tidak pernah meninggalkanmu. Tuhan selalu dekat denganmu. Angin senantiasa mengiringi langkahmu dengan hembusan lembutnya.
π± π²
Kamis, 14 Juni 2018
Senja Biru
Ku disini
duduk terdiam dalam kesendirian..
menikmati pemandangan alam yang cukup menawan
hembusan angin yang menyentuh lembut tubuhku - menyapu mesra wajahku
humm.. betapa sejuknya suasana ini.
Ku termenung dan melamun
tenggelam dalam pikiranku
berkecamuk dengan argumenku sendiri (seperti terbelah menjadi dua bagian dan saling bersautan)
begitu banyak yang terjadi dalam hidup ini
Seperti pil pahit dan vitamin yang menjadi satu kesatuan dan harus ditelan untuk menjalani kehidupan.
Menyerah bukan solusi yang tepat, yang ada hanya akan membuat semua menjadi sia-sia saja.
Berdoa dan bertawakkal selalu kepada Allah.
Melangkah maju dengan penuh keyakinan dan percaya diri
" Aku pasti bisa, Aku yakin akan skenario indah-Mu Yaa Rabb. "
Langganan:
Postingan (Atom)