Minggu, 28 Februari 2021

Senyuman Kota Beriman

Banjir telah melanda sebagian kota Jombang, beberapa diantaranya desa gondangmanis, brangkal, dan pucang simo yang masih terendam, Kami turun untuk implementasi ke wilayah tersebut dan subhanallah benar saja terlihat lautan sawah seperti danau yang tak terlihat sedikitpun kehijauan di dalamnya, iya.. hanya air dengan pantulan langit yang dapat dilihat dari atas sawah tersebut. 

Kata seorang warga yang terdampak banjir: 

"iya mbak, ini bekas airnya naik setinggi ini (hampir setengah ukuran rumah) jadi maaf kalau masih berantakan." 

Terlihat baju-baju yang masih berserakan di dalamnya, tercium bau yang kurang sedap disepanjang rumahnya dan ya sebagaimana kondisi banjir. 

Ketika bergeser ke desa sebelah Allahu Akbar aku kaget ketika melihat ada rumah yang dimana di kelilingi oleh air, iya jalanan tak terlihat karena terendam banjir. 

Sebuah jalan yang jebol karena derasnya arus air yang menggenang sehingga warga berinisiatif membuat jembatan dari bambu dan anyaman untuk akses jalan antar kedua desa. 

Allah aku takut ketika melewati jalan itu, seakan ada rasa tenggelam, jatuh, tidak aman rasanya melewati namun temanku sedikit menenangkanku sembari berkata "tenang mbak, insyaaAllah safety riding" 

Memasuki desa Brangkal airnya masih menggenang selutut orang dewasa dan tim harus turun dengan membawa bantuan sembako yang dititipkan dari para donatur. Iya tim jalan menyusuri dari rumah ke rumah untuk memberikan bantuan yang sederhana ini kepada mereka yang memang sangat membutuhkan. 

Dengan berjalan perlahan, hati-hati, pakaian yang basah, hingga terjatuh karena ada selokan kecil di bawah yang tak terlihat, sampai motor yang ambruk karena tanah yang berlempung. 

MasyaaAllah aku yang ikut serta turun di dalamnya merasa terenyuh akan keadaan di sini namun merasa bahagia ketika melihat anak-anak kecil yang dengan keceriaannya bermain berenang di air bahkan di sungai yang airnya hampir mendekati atas jembatan. 

Gagal panen pun dirasakan oleh para petani, bagaimana tidak semua sawah terendam dan tidak ada sisa yang dapat dipanen dan dijual. Namun disisi lain mereka memanfaatkan sawah yang kebanjiran dengan aktifitas memancing. Iya, memancing dan mendapat ikan, dan terlihat juga anak-anak ikut memancing di sawah😀 MasyaaAllah.. 


🌱 Dari sini aku belajar dikala musibah mendera namun hati dan pikiran jangan sampai meresah. Menyerah dengan keadaan bahkan sampai mengeluh tiada hentinya untuk apa? Bukankah kesia-siaan yang hampa tanpa adanya tindakan?

Aku tak dapat membayangkan jika melanda kota pahlawanku, daerah rumahku mungkin aku akan sedih, menangis, meronta merasakan semua ini. 

Dari sini aku belajar semua akan kembali pada waktunya, semua yang ada di dunia hanya titipan bukanlah bersifat permanen yang sah menjadi hak milik manusia. 

Bukan hanya banjr melainkan musibah apapun adalah atas izin Allah dan sudah seharusnya kita kembali hanya kepada Allah. 

Semoga semua yang terdampak maupun keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan hati dan kekuatan tubuh untuk berdiri melanjutkan langkahnya. 🌱


Tentang Prasangka

Sebuah kata: 

"hayo.. kamu ada hubungan ya dengan dia?" 
"eh mereka terlihat dekat banget, apa jangan-jangan mereka ada hubungan spesial?"
"tak kira kamu dekat dengan dia.."

Semudah itu berprasangka yang belum tentu pasti kebenarannya? 
Bukankah lisan itu tak bertuan? iya, memang lisan itu lembut gemulai namun bukankah yang mengendalikan lisan adalah pemikiran dan hati diri kita sendiri? 
Memang tidak dapat mengatur dan mengendalikan orang sekitar namun setidaknya dapat menasehati dengan memberi contoh yang baik agar tidak dilakukan oleh mereka. 

=== 
Lucu kadang merasakan keragaman cerita dalam hidup ini 
Selepas itu dalam berkata tanpa memikirkan ada hati yang terluka atau tidak karenanya 

Teringat akan sebuah hadits: 
"Aku (Allah) sesuai prasangka hamba-Ku." 

Bukankah sama seperti halnya kepada sesama manusia? sesama teman yang dimana sesama saudara bahkan semuslim, yang dimana jika berpikir buruk tentangnya maka tanpa sadar tubuh akan tersugesti bahwa ia benar-benar buruk dimata diri ini padahal belum tentu. Bisa juga sebaliknya jika berpikir baik tentangnya maka tubuh pun akan tersugesti bahwa ia memang baik. Bukankah begitu adanya? 

Jadi, alangkah baikya pastikan kebenarannya dengan bertanya kepada yang bersangkutan tanpa menduga-duga yang dimana dapat menimbulkan sebuah fitnah. 

Karena disamping dapat menambah dosa diri sendiri juga dapat merusak hubungan di dalamnya (hubungan antara yang dibicarakan dengan yang membicarakan) 

Salam Energi Positif🌱 

Selasa, 02 Februari 2021

PTN (Pedagang Tanpa Ngemis)

Langit cerah berawan dengan desiran warna biru dan putih yang saling bercampur menjadi satu 

Hari yang cerah dengan benderangnya sinar mentari mengiringi perjalanan kami, untuk memberikan sedikit rejeki yang ada untuk mereka yang sebelumnya sudah ditentukan bersama 

MasyaaAllah beragam cerita yang dapat diulas dari mereka, kisah hidup yang harus berjuang untuk memenuhi ekonomi keluarga demi menyambung kehidupan. Ada seorang anak yang sampai putus sekolah karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan sehingga ia berjualan es lilin setiap pagi dan itupun tidak selalu habis terkadang pulang dengan keadaan terisak karena tak ada satupun es lilin yang terjual. 

Ada juga seorang bapak penjual es cao yang mendorong gerobak setiap hari menjajakan jualannya, "iya mbak kalau hujan jualannya hanya disini di depan Smkn 6, jadi bisa berteduh di halte ini. Rumah saya di belakang sekolah ini mbak, belakangnya rumah bu Rw." kata bapaknya ketika kami bertanya. Apa kamu tau jarak dari tempat dimana beliau mangkal hingga ke rumahnya berapa meter? Lumayan jauh kalo untuk jalan kaki mengingat kondisi bapaknya yang sudah lumayan sepuh. MasyaaAllah namun ketika melihat beliau tersenyum hati ini bergetar seakan ada kebersyukuran dalam diri dan malu akan diri sendiri yang masih mengeluh akan apa yang Engkau beri selama ini. 

Ada juga seorang bapak penjual es wawan yang setiap hari memanggul dua kotak es wawan depan dan belakang dari Krian naik bus menuju Surabaya, berjalan dan berkeliling menjajakan es wawannya. Berangkat pagi petang hingga kembali malam hari, namun apa selalu habis dagangannya itu? tentu tidak, mengingat sekarang masih musim dingin bahkan curah hujan pun tinggi jadi siapa yang mau beli es dicuaca yang dingin ini? Jika bukan atas izin Allah, ada banyak jalan untuk datangnya rejeki yang halal. 

Di atas masih sepenggal cerita kehidupan dari sekian banyak target yang telah ditentukan dari kegiatan PSBB (Pemuda Surabaya Bagi-Bagi) ini. Bisa kepoin IG: @mrisurabaya 

🌱 Oh Allah masih ada sekian banyak yang lebih membutuhkan uluran tangan-Mu, membutuhkan belas kasih dari-Mu. Jika mereka saja dapat berjuang dan tersenyum menghadapi kehidupan yang sulit ini, bahkan dimasa pandemi yang belum ada kejelasan kapan berakhirnya, seharusnya diri ini yang masih lebih muda dan kuat dibanding mereka harusnya jauh lebih bisa dan semangat untuk terus dan tetap berjuang, berproses, dan bertumbuh-kembang dalam kehidupan. Sesulit apapun, sejatuh apapun semua akan terasa mudah bila berpegang teguh hanya pada-Mu (Allah).🌱 

Kalo kamu apa yang didapat dari cerita di atas? hmm.. bisa komen di bawah atau jawab dalam hati aja yah😁