Banjir telah melanda sebagian kota Jombang, beberapa diantaranya desa gondangmanis, brangkal, dan pucang simo yang masih terendam, Kami turun untuk implementasi ke wilayah tersebut dan subhanallah benar saja terlihat lautan sawah seperti danau yang tak terlihat sedikitpun kehijauan di dalamnya, iya.. hanya air dengan pantulan langit yang dapat dilihat dari atas sawah tersebut.
Kata seorang warga yang terdampak banjir:
"iya mbak, ini bekas airnya naik setinggi ini (hampir setengah ukuran rumah) jadi maaf kalau masih berantakan."
Terlihat baju-baju yang masih berserakan di dalamnya, tercium bau yang kurang sedap disepanjang rumahnya dan ya sebagaimana kondisi banjir.
Ketika bergeser ke desa sebelah Allahu Akbar aku kaget ketika melihat ada rumah yang dimana di kelilingi oleh air, iya jalanan tak terlihat karena terendam banjir.
Sebuah jalan yang jebol karena derasnya arus air yang menggenang sehingga warga berinisiatif membuat jembatan dari bambu dan anyaman untuk akses jalan antar kedua desa.
Allah aku takut ketika melewati jalan itu, seakan ada rasa tenggelam, jatuh, tidak aman rasanya melewati namun temanku sedikit menenangkanku sembari berkata "tenang mbak, insyaaAllah safety riding"
Memasuki desa Brangkal airnya masih menggenang selutut orang dewasa dan tim harus turun dengan membawa bantuan sembako yang dititipkan dari para donatur. Iya tim jalan menyusuri dari rumah ke rumah untuk memberikan bantuan yang sederhana ini kepada mereka yang memang sangat membutuhkan.
Dengan berjalan perlahan, hati-hati, pakaian yang basah, hingga terjatuh karena ada selokan kecil di bawah yang tak terlihat, sampai motor yang ambruk karena tanah yang berlempung.
MasyaaAllah aku yang ikut serta turun di dalamnya merasa terenyuh akan keadaan di sini namun merasa bahagia ketika melihat anak-anak kecil yang dengan keceriaannya bermain berenang di air bahkan di sungai yang airnya hampir mendekati atas jembatan.
Gagal panen pun dirasakan oleh para petani, bagaimana tidak semua sawah terendam dan tidak ada sisa yang dapat dipanen dan dijual. Namun disisi lain mereka memanfaatkan sawah yang kebanjiran dengan aktifitas memancing. Iya, memancing dan mendapat ikan, dan terlihat juga anak-anak ikut memancing di sawah😀 MasyaaAllah..
🌱 Dari sini aku belajar dikala musibah mendera namun hati dan pikiran jangan sampai meresah. Menyerah dengan keadaan bahkan sampai mengeluh tiada hentinya untuk apa? Bukankah kesia-siaan yang hampa tanpa adanya tindakan?
Aku tak dapat membayangkan jika melanda kota pahlawanku, daerah rumahku mungkin aku akan sedih, menangis, meronta merasakan semua ini.
Dari sini aku belajar semua akan kembali pada waktunya, semua yang ada di dunia hanya titipan bukanlah bersifat permanen yang sah menjadi hak milik manusia.
Bukan hanya banjr melainkan musibah apapun adalah atas izin Allah dan sudah seharusnya kita kembali hanya kepada Allah.
Semoga semua yang terdampak maupun keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan hati dan kekuatan tubuh untuk berdiri melanjutkan langkahnya. 🌱