kaget bukan? atau biasa saja?
Orang yang tidak dikenal bertanya seperti itu.. terasa aneh..
Namun ya itulah yang terjadi padaku
Dialog singkatpun terjadi:
"Gimana mbak skripsinya?"
Alhamdulillah masih dalam proses pak, proses revisi. Hehe..
"Iya mbak tidak apa dijalani saja, sabar pasti ada jalan, Suatu saat itu yang dapat diceritakan ke anak-anak kelak "dulu ibu skripsi seperti ini rasanya, proses lama dan ini-itu" begitu mbak.
Saya sudah dua kali putus di tengah karena terbentur dengan jam kerja."
Kan bisa cuti pak terus dilanjut kembali
"Iya mbak cuman lupa belum diperpanjang dan akhirnya sudah di DO dari kampus, heheh..
Saya dulu kuliah di Untag dan Mahardika putus di tengah jalan semua. Mau melanjutkan mengumpulkan niat dan semangat dulu untuk belajar tapi karena terlalu lama yasudah berhenti sekalian."
hmm.. Bukannya bisa pak masuk di beberapa swasta yang bisa langsung skripsi asal kuat pada finasial?
"Iya mbak hanya saja tujuan kuliah bukan untuk itu melainkan untuk merasakan proses panjang selama menempuh S1, lamanya bimbingan dan tugas-tugas. Karena hal itu yang dapat diceritakan kepada anak-anak di masa depan."
Iya sih pak benar juga, saya ada rasa ingin berhenti saja tapi di sisi lain ada rasa eman karena membayar sendiri
"justru karena itu harus dipacu lagi semangatnya, tidak merepotkan orang tua dan bisa jadi orang tua bangga 'ini anakku lulus dengan biayanya sendiri, alhamdulillah" jadi tidak sia-sia ketika sudah menyisihkan uang untuk tidak jajan dan menahan beberapa keinginan."
Oiya nama bapak siapa?
"Nama saya NAA"
Baik pak, maaf saya permisi mau sholat dulu
"iya mbak, terima kasih"
Terima kasih juga dan hati-hati.
Tetaplah berjuang, jika lelah beristirahatlah sejenak lalu lanjutkan kembali. Jangan pernah berhenti!