Cerita awalnya..
Tia ingin keluar refreshing di hari Minggu tapi tidak ada yang bisa sama sekali untuk diajaknya. Dia sangat kesal, marah, dan menggerutu, sempat berpikir “mereka teman atau bukan sih? kenapa disaat aku membutuhkan tidak ada yang bisa namun ketika mereka membutuhkan aku berusaha ada.”
Tia ingin keluar refreshing di hari Minggu tapi tidak ada yang bisa sama sekali untuk diajaknya. Dia sangat kesal, marah, dan menggerutu, sempat berpikir “mereka teman atau bukan sih? kenapa disaat aku membutuhkan tidak ada yang bisa namun ketika mereka membutuhkan aku berusaha ada.”
Apa benar anggapan bahwa: kamu akan tau mana teman dan mana bukan ketika susah.
Dan ternyata itu salah/kurang tepat untuk kondisi yang sedang dialami oleh Tia saat ini karena Allah pasti akan mengirim mereka yang dapat menolong, seorang teman yang dapat diajak bekerja sama dan tanpa keluhan melainkan dengan senyuman dan keikhlasan.
Kronologinya begini:
Pagi hari Tia mendapat notif WhatsApp dari temannya “aku ingin naik perahu, ayo keluar,” alhamdulillah senangnya Tia mendapat kabar baik itu. Pukul 09.00 mereka berangkat menuju ke tempat rekreasi. Tia bersama Nufi ternyata mereka sudah berteman sejak kecil (bisa dikatakan friendship). Karena Nufi ingin naik perahu dan Tia juga butuh teman akhirnya Tia mengajaknya dengan mengabulkan inginnya itu seperti ibu peri saja
. Merekapun naik perahu duduk berdampingan dan ada banyak anak kecil disitu “duh gemesnya melihat aksi anak-anak itu dan mendengar suara mereka.” Setelah selesai mereka turun lalu menuju tempat parkir dan disitu Tia baru teringat jika motornya harus distarter kaki bukan tangan. Nah lohh.. Tia panik disitu karena ia tidak kuat.
Bersyukur temannya bersedia untuk membantu menjagang tengah Bayangkan saja ada dua wanita berbadan langsing (kurus) berusaha, berkeringat, bersusah payah menjagang tengah demi hidupnya itu motor. berat nggak tuh? Yaudah anggap aja proses pembentukan otot heheh.. Daan alhamdulillah motor dapat berbunyi lagi.
Pagi hari Tia mendapat notif WhatsApp dari temannya “aku ingin naik perahu, ayo keluar,” alhamdulillah senangnya Tia mendapat kabar baik itu. Pukul 09.00 mereka berangkat menuju ke tempat rekreasi. Tia bersama Nufi ternyata mereka sudah berteman sejak kecil (bisa dikatakan friendship). Karena Nufi ingin naik perahu dan Tia juga butuh teman akhirnya Tia mengajaknya dengan mengabulkan inginnya itu seperti ibu peri saja
Bersyukur temannya bersedia untuk membantu menjagang tengah Bayangkan saja ada dua wanita berbadan langsing (kurus) berusaha, berkeringat, bersusah payah menjagang tengah demi hidupnya itu motor. berat nggak tuh? Yaudah anggap aja proses pembentukan otot heheh.. Daan alhamdulillah motor dapat berbunyi lagi.
Tunggu dulu jangan senang dulu itu baru tempat pertama dan masih 1x, ada beberapa tempat lain yang akan mereka kunjungi. Jika ditotal ada 4 tempat yang dikunjungi, 2x berusaha jagang tengah dan kedua kalinya meminta bantuan untung ada tukang parkir jadi nggak perlu susah-payah lagi dan karena badan juga sudah lelah berjalan. Yang 2x sebelumnya dipinggir jalan yang untungnya agak sepih
jadi nggak perlu malu dilihatin orang.
Bukan karena tidak ada teman yang tidak mau diajak susah ataupun kurangnya pergaulan namun semua itu sudah ditentukan oleh Allah, macam jodoh saja
Sebagaimana firman Allah:“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenagi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqara : 216)
Itu benar.
Karena jika saja saat tadi Tia keluar dengan temannya yang lain (pilihanku) mungkin saja ia akan kesusahan dan kerepotan untuk menjagang tengah sendiri atau kesana-kemari mencari bantuan, dan waktunya berkurang di tempat itu saja tanpa dapat ke tempat lain.
Karena jika saja saat tadi Tia keluar dengan temannya yang lain (pilihanku) mungkin saja ia akan kesusahan dan kerepotan untuk menjagang tengah sendiri atau kesana-kemari mencari bantuan, dan waktunya berkurang di tempat itu saja tanpa dapat ke tempat lain.
“Alhamdulillah thanks for today myfriend and thanks God to stand by me.” Sebuah kalimat yang ia ucapkan dalam hati penuh ketulusan.
Seperti itulah takdir Allah kepada kita (manusia) yang sudah seharusnya menyikapi apapun yang terjadi dalam kehidupan ini dengan kebersyukuran apapun yang terjadi. Kamu akan paham dan menyadarinya ketika kejadian itu selesai. ![🌱](https://s0.wp.com/wp-content/mu-plugins/wpcom-smileys/twemoji/2/svg/1f331.svg)
Cukup itu dulu, tunggu cerita selanjutnya.
Terima kasih sudah disempatkan membaca.
Terima kasih sudah disempatkan membaca.