Perjalanan ke gunung itulah caraku mencoba dekat dengan langit dan bermuhasabah diri bahwa betapa kerdilnya diri ini diantara langit dan bumi.
Kenapa tidak naik pesawat, bukankah lebih dekat menembus awan? iya memang terasa lebih dekat jika melalui udara namun ada harga yang harus dibayar dan beratnya proses tak lebih terasa dari perjalanan mendaki.
Sepanjang trek yang ada banyak ditemui bebatuan dan tanjakan, jalanan landai hanyalah beberapa langkah saja selebihnya menaik dan berbatu bahkan cenderung sempit.
Saat itu aku mendaki dalam keadaan "kedatangan tamu hari kedua", memang tidak ada hal mistis parah yang terjadi melainkan yang ada fisik melemah karena trek menanjak kian menanjak yang ada. Kerasnya hentakan kaki yang mengenai bebatuan membuat perut terasa begitu sakit dan kepala yang sedikit pusing akibat hal tersebut.
Tidak ada penyesalan yang terjadi yang ada hanyalah rasa sungguh tidak enak kepada tim karena membuat sering break dan alhasil mengulur waktu sampai di puncak. Disaat aku berkata:
Aku izin dibarisan belakang sendiri boleh?
"Kenapa? kamu perempuan jadi dibarisan tengah, Yang di depan-belakang harus laki-laki. Kalau capek bilang, kita berhenti istirahat terus lanjut lagi. Mendaki itu teman seperti keluarga yang harus saling menjaga dan membackup tim bukan meninggalkan bahkan membiarkan." kata mereka
MasyaaAllah aku terharu mendengarnya😊
Sesampai di atas mereka yang mendirikan tenda dan memasak sedangkan aku dan temanku Fithand membantu menyiapkan bahan dan mengabadikan momen yang ada😄✌
Baru ini mendaki dengan keadaan yang bisa dibilang cukup lemah namun memaksa untuk naik dan bersyukur diberikan teman-teman baru yang membuat spechless akan kekeluargaan mereka. Iya aku merasa bukan hanya puncak tujuan utama melainkan proses kebersamaan untuk mencapai dan menikmati keindahan alam (kebesaran Allah) yang tercipta.
MasyaaAllah, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
🌱 Perempuan dalam keadaan "kedatangan tamu" apalagi masih hari 1-3 memang beresiko untuk melakukan aktifitas berat seperti mendaki. Terlebih jika trek yang dilalui banyak tanjakan dan berbatu besar-kecil kerikil. Tidak ada larangan memang (beberapa gunung melarang mungkin) namun alangkah baiknya untuk berpikir ulang untuk ikut karena akan merugikan diri sendiri yang menahan sakit, juga tim yang mereka juga membawa carrier dengan beban berat. Jika memaksa tetap ingin ikut berkatalah jujur kepada tim dan persiapkan obat untuk meminimalisir rasa sakit yang ada serta menjaga imun tubuh agar tidak jatuh ngedrop. Ingat juga untuk membawa sampah turun ke bawah bukan meninggalkan di atas gunung (alam). Karena mendaki bukan untuk mengotori melainkan membantu melestarikan alam dan mentadabburinya. 🌱
Dan aku sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian dan mengenal kalian, ada pelajaran dan kenangan yang didapat dari kalian. Semoga dapat mendaki bersama lagi dilain waktu dengan cerita baru tentunya.😁
Salam semesta alam!