Jumat, 21 Desember 2018

Reframing: Ambil Positif Buang Negatif

Terjadi sebuah perbincangan antara Hijra (admin) dengan customer:

"mbak rumahnya dimana?"
Di Surabaya, rungkut pak.

"lho iya ta mbak? Saya biasa menjemput ponakan disitu tapi sekarang sudah tidak karena sudah ada yang menjemputnya"
Gitu ya pak.

"mbak jaga sendirian?"
Ndak pak, disini ada dua shift pagi dan sore, saya sampai pukul 16.30 karena malamnya kuliah pak dan sebentar lagi waktunya pergantian.

"loh kuliah tingkat (semester) berapa mbak?"
Semester 7 pak

"wah sudah mau selesai ya mbak, sudah berapa lama mbak kerja disini?"
Dulu 1 tahun pak lalu ada jeda sedikit saya keluar lalu dapat 3 bulan masuk kembali disini.

"kerja di pabrik mbak?"
Ndak pak, pernah kerja di pabrik hanya 1-2 hari sudah keluar, paling lama di pabrik sendok 5 hari sudah ndak dilanjut kembali. Karena ndak betah kerja di situ.

"jangan mbak, kerja itu jangan pasrah, lulus SMK masuk pabrik, lulusan tinggi masuk pabrik. Hidup jangan pasrah harus punya tujuan, besok di sekolah ini, kerja ini, jadi ini. Anak-anak saya, saya gitukan mbak saya beri pengarahan dan motivasi. Ada anak saya sudah kelas 3 SMP saya tanya "nak mau jadi apa? Jadi seperti ayah kerja di pabrik. Jangan nak jangan. Kamu harus punya cita-cita, tau jadi apa selanjutnya. Masa depan kamu lebih panjang dari ayah, kamu masuk SMK ini/itu ayah dukung, ayah beri modal yang penting jangan jadi ayah. Meskipun ayah orang yang ndak punya ayah akan berusaha agar kamu mencapai cita-cita kamu dan memberi modal padamu." 
Akhirnya anak saya dengan sendirinya bilang gini mbak "yah aku mau masuk kepolisian, iya ayah dukung". 
Alhamdulillah, motivasi terbesar ada pada keluarga pak.

"iya mbak jadi jangan mudah pasrah, kalau mau bisa cari yang lain.  Kakak-kakaknya juga memotivasi anak saya itu, kakaknya sudah masuk kepolisian dan satunya masih tes Angkatan Udara, tinggal anak saya ini harus lanjut. Ada ponakan saya juga beri pengarahan dan motivasi agar punya kerja yang ada masa depannya."
Begitu ya pak, ini resinya. Terima kasih.

"makasih mbak"
Sama-sama.

Terima kasih juga untuk sesi sharingnya, sallut dengan bapak, bersyukur yang punya bapak dapat memotivasi anak-anaknya. 😊

Begitulah sedikit cuplikan yang terjadi diantara admin dnegan customernya. Ambil pelajaran dari kisah perbincangan tersebut.
Selamat membaca.