Sabtu, 15 Juni 2019

Yes! I Can

Aku tak menyangka bisa sampai puncak  Sumbing, gunung tertinggi ketiga di Jawa Tengah.
Awalnya aku ragu karena kondisi badan yang mulai menurun, kurang cukup makan dari malam hari dan baru makan secuil roti ketika turun dari puncak.
Aku anak yang terbilang cukup lemah dalam hal fisik dan rentan ketika tubuh terkena suhu yang terlalu dingin, terasa kaku, pusing, dan bahkan ingin tidur saja tanpa melakukan aktivitas apapun.

Namun, karenanya yang menemani, memotivasi, dan bahkan sangat memaksa aku bisa sampai disini (di atas puncak sejati)

Ya.. Dia terus memaksaku dan menarik tanganku meskipun aku sudah melakukan segala cara apapun untuk berhenti.

"aku capek, aku tak sanggup lagi untuk berjalan"
"ayo.. semangat sebentar lagi puncak" (sambil menunjuk ke atas)
"oke aku bisa, sebentar istirahat dulu, haus"
"air minum ada di mas Di, di atas, ayo naik"
"kamu duluan saja aku berhenti disini!" (dengan nada kesal)
"tidak, banyak pendaki disini, yang ada kamu hilang dan tidak ketemu"
"jalannya hanya satu jalur kan? Aku bisa turun sendiri dan kembali ke pos 3, kalaupun tersesat ada Allah yang memberiku petunjuk"
"tidak, itu bukan tim. Tujuan dari sebuah tim bukan siapa duluan mencapai puncak melainkan tidak meninggalkan teman ketika di tengah perjalanan dan mencapai puncak bersama-sama"

 
@pendaki_tenang 

Terima kasih untuk kalian semua yang telah membantuku dari awal hingga turun dari gunung dengan selamat dan utuh. 

Cerita perjalanan ke Sumbing:
https://petikanlangkah.blogspot.com/2019/06/gunung-sumbing.html


🌱 Tidak ada yang mustahil selama masih ada semangat dalam diri, semua pasti bisa jika mau berusaha! Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling bahu-membahu dalam visi dan misi yang sama bukan saling menjatuhkan. 

Jumat, 14 Juni 2019

Pendaki Tunarungu

Alhamdulillah akhirnya tiba di terminal Magelang, menunggu kendaraan untuk menuju Sumbing belum ada dan akhirnya aku dan beberapa teman beristirahat di sebuah musholla sejenak, juga menunggu adzan subuh berkumandang.
Seketika ada seorang laki-laki yang memberikan handphonenya ke aku dan temanku (sambil menunjuk telinga dan melambai) pertanda "saya tidak dapat mendengar, jadi dengan mengetik saja" 

Sekilas cuplikan chat pada notes handphonenya yang kufoto. 

Waktu kucoba mencari instagramnya dan melihat postingannya wah.. Amazing kagum sudah banyak gunung yang ia jelajahi bersama teman-temannya. Aku tak bisa membayangkan "jika aku diposisinya.." mungkin aku akan malu dengan kekurangan fisikku dan takut untuk melangkahkan kaki keluar bahkan ke atas gunung dan lebih memilih berdiam di rumah. 
MasyaaAllah 

🌱 Baru pertama kalinya bertemu kawan sepertinya, lanjutkan terus kawan! 

Kekurangan fisik yang berbeda dengan yang normal bukanlah suatu alasan untuk tidak menjelajahi bumi atau bukan penghambat suatu jalan untuk mengeksplore hobi. Justru itu dapat menjadi inspirasi untuk mereka yang berkebutuhan khusus. 

Tetaplah semangat, berjuang dan berproses. 
Jika lelah beristirahatlah sejenak lalu kembalilah berdiri dan melanjutkan langkahmu kembali sampai ke puncak yang kamu gapai.🌱